Wanita Yang Cantik Seperti Bidadari Part 3

News Online Itil

Cerita Sex Wanita Yang Cantik Seperti Bidadari Part 3 – Untuk kesekian kalinya mereka kembali bergumul. Ketika bercinta dengan Nadine, Paijo tak begitu gairah dan cenderung berlaku pasif. Justru Nadine yang begitu meletup-letup malam itu. Mungkin saja hal itu terjadi karena Paijo masih terpengaruh oleh persoalannya dengan Surti. Tapi kali ini sangat berbeda. Semangat dan kepercayaan dirinya terpompa setelah tahu bahwa dialah ayah dari janin di dalam rahim Sandra.

Dan penyerahan diri Sandra benar-benar telah menghapus segala bentuk kesedihan dan kekecewaannya terhadap Surti. Dulu ia mengira Surti adalah hal terbaik dalam hidupnya. Ternyata anggapannya itu salah. Kini ia sadar jika ia begitu merindukan wanita ini lebih dari rasa kengennya terhadap Surti.

“Ouhhhhhh Kangg massss sayanggggggg!” rintih Sandra merasakan kenikmatan dasyat hasil kombinasi kombinasi sempurna dari kontol bertindik dan stamina prima Paijo.

Cerita Sex Wanita Yang Cantik Seperti Bidadari Part 3
Cerita Sex Wanita Yang Cantik Seperti Bidadari Part 3

Cerita Sex Tidak sia-sia Paijo mengikuti terapi sehat yang di anjurkan Lila baginya tempo hari. Dan itu masih ia terus lakukan sampai dengan saat ini. Ternyata setelah berjalan beberapa bulan barulah kelihatan hasilnya. Sungguh luar biasa penisnya masih terus berdiri tegak dalam hisapan gelombang multiorgasme Sandra yang sudah berlangsung hampir satu jam! Hingga suatu ketika…

“Jengg aku sudah ngga kuat lagiii!!” rintih Paijo. Tampaknya ia memang sudah berada di waktu yang tepat karena Sandra-pun sudah sampai di puncak klimaksnya.

“Lepassiinnnn kangg mass!! Sekaranggggg!! Arghhhhhh!!!!”pekik Sandra

Penis Paijo mengembang kempis berkontraksi sekaligus melontarkan stok sperma miliknya yang masih lumayan banyak. Mendobrak katup penahan terakhir. Lalu meluncur dengan kecepatan tinggi di dalam saluran pipis Paijo berebutan buat mencapai ujung diiringi rasa geli dan nikmat yang tiada tara. Croottttt!!..crotttttt…crooottt…..

“Argggggggg “pekik nikmat dari Paijo membahana. Sekitar lima belas semprotan dengan gumpalan besar susul menyusul menghantam dinding rahim Sandra.

“Kang mas perkasa sekalii malam ini. Aku benar-benar puas dan mengaku takluk” pujinya sambil mengelus-elus dada pejantan kampung itu.

“Kucabut dulu ya jeng. Biar anak kita ndak berat” kata Paijo. Sandra tersenyum dan mengangguk.

Plop…..Paijo melepas penisnya meninggalkan lubang merah indah menganga di selangkangan Sandra yang penuh dengan spermanya. Lalu rebah terlentang bersisian dengan wanita luar biasa ‘membakar’ itu. Keduanya berusaha meredakan nafas yang memburu. Butir-butir peluh membanjiri sekujur tubuh mereka. Sandra terperangah kagum. Yang terjadi barusan benar-benar adalah sebuah percintaan yang sangat mengguncang

Paijo memberinya rangkaian orgasme yang sempurna. Sedangkan bagi Paijo sendiri. Ia baru merasakan persetubuhan pada tingkatan seperti ini. Mungkin hanya baru titit Alfi yang selama ini pernah dan bisa merasakan puncak orgasme Sandra. Ia memutar tubuhnya ke samping sehingga menghadap ke arah Paijo. Lalu merapatkan tubuhnya.

Sementara kepalanya ia rebahkan ke bahu anak itu. Sepuluh menit berlalu. Tiba-tiba Sandra bangkit. Diraihnya penis Paijo yang sudah agak melembek. Lalu dikocoknya benda hitam di dalam genggamannya dengan lembut. Anak ini! lubang pipisnya begitu lebar. Gumam Sandra gemas. Ia bisa melihat jauh ke dalam. Dan dari dalam situ cairan sperma kembali meluber keluar.

“Biar kubersihkan pake mulutku ya kang mass” tanpa menunggu jawaban dari Paijo, Sandra langsung memasukan titit hitam berlumur lendir itu ke dalam mulutnya.

“Engghh…apa jeng tidak jijiiik?”tanya Paijo di sela-sela rintihannya.

“Glk..clk..tidakk..punya kang mas…gurihh maniss Glkk clkk” Jawab Sandra singkat. Lalu dengan gemas kembali melahap penis anak itu bagaikan sebuah lolipop yang sangat lezat.

Paijo tak ingin bertanya-tanya lagi. Ia biarkan Sandra menikmati kejantanannya. Menghisap dan menjilati sisa-sisa sperma di sepanjang batang kemaluannya. Tak ada yang terlewatkan. Terutama yang terselip di seputar kulupnya. Semuanya tandas Sandra telan . Kuluman Sandra tak hanya berdampak membersihkan namun juga menjadikan alat vital anak itu kembali berdiri dengan kukuhnya. Dan memang hal itu yang diinginkan oleh Sandra. Hingga lima menit berlalu…

“Entot aku lagi seperti tadi kang mas” bisik Sandra lalu terlentang sambil membuka ke dua pahanya lebar-lebar Paijo masuk di antara kedua paha montok wanita cantik itu. Lalu mengambil lagi posisi missionary.

Penisnya tanpa perlu dituntun melesak perlahan ke dalam belahan vagina Sandra. Sandra langsung melingkarkan ke dua pahanya melilit pantat Paijo ketika penyatuan itu terjadi. Mereka kembali melakukannya dalam beberapa jam ke depan. Pemuda miskin, putus sekolah, berkulit hitam legam terbakar sinar matahari, namun beruntung mendapatkan kehangatan dari wanita cantik bertubuh molek bagai top model seperti Sandra.

Setelah sesi itu berakhir, Sandra bangkit dan memungut pakaiannya dari lantai. Ia harus pindah ke kamarnya jika tak ingin persetubuhan mereka terus terjadi hingga pagi harinya. Paijo-pun seakan mengerti akan hal itu. Ia juga ingat jika Sandra sedang hamil anaknya.

“Buuu” panggil Paijo kembali memanggil Sandra dengan sebutan ‘ibu’

“Ya Jo?”

“Terima kasih” ucap pemuda itu.

Sandra tersenyum lalu menutup pintu kamar Paijo.

Pukul dua puluh satu lewat tigapuluh.

News Online Itil

Saat Sandra kembali ke kamar ia berpapasan dengan Didiet. Sepertinya suaminya itu baru saja tiba dan nampak sedang melepas dasinya.

“S…sayy?” Didiet terbengong melihat Sandra melintasinya tanpa busana.

Tadinya ia mengira Sandra sedang berada di kamar mandi tak tahunya istrinya justru masuk dari arah luar kamar.

“Apakah aku melewatkan sesuatu Say?” tanyanya menduga-duga.

Sandra tak menjawab. Ia naik ke atas tempat tidur dengan cuek seolah tak melihat kehadiran suaminya di situ.

“Say! Sayy! Jawab aku dooong” kejar Didiet penasaran.

“Bodoh ahh!” jawab Sandra sambil tersenyum nakal.

Didiet buru-buru melucuti semua pakaiannya. Lalu menyusul naik ke atas kasur. Ia yakin sekali telah terjadi sesuatu antara istrinya dan Paijo. Ia dapat melihat tanda-tanda itu di sekujur tubuh Sandra. Keringat yang bercucuran ditambah puting susu yang masih menegang dan warna merah. Ia hanya perlu menambah bukti yang paling meyakinkannya.

“Ngapain sich!” Tanya Sandra melihat Didiet memposisikan wajahnya ke bagian kewanitaannya..

“Sayy.. buka sedikit dongg, ” bisiknya tak sabaran.

Sandra-pun membuka pahanya lebar sehingga dengan begitu suaminya leluasa melakukan investigasi tubuhnya.

Jantung Didiet berdetak cepat saat melihat area pubik dan permukaan vagina istrinya yang memerah memar. Ia tahu hal itu diakibatkan oleh sebuah persetubuhan yang panjang. Jemarinya gemetar berusaha membuka belahan cantik itu. Gila! ternyata masih banyak sekali sperma yang tertinggal di situ. Begitu kental sehingga tak tertumpah saat Sandra berjalan menuju ke kamar tadi.

“Sayy engkau curanggg! Kemarin-kemarin kan engkau bilang tak menginginkan dia! Tetapi ternyata ..” Didiet berteriak kecewa bagai anak kecil tak dibelikan permen oleh ibunya.

Ia memang sama sekali tak menduga jika akhirnya Sandra kembali mau bercinta dengan Paijo.

“Seperti yang pernah engkau katakan itu cuma sex! dan aku membutuhkannya seperti halnya Nadine”.

“Tetapi setidaknya engkau kan memberi tahuku sehingga aku bisa pulang lebih awal sehingga bisa menyaksikan kalian melakukannya”

“Hmm. Semuanya terjadi begitu saja tanpa kurencanakan. Lagian aku tak ingin mengganggu kesibukanmu di kantor”

“Engkau pasti sengaja melakukannya untuk membuatku penasaran, kan?”

“Siapa suruh meninggalkan istri cantik dengan pria lain dalam satu rumah. Pake acara lembur segala? Tanggung sendiri akibatnya.”

“Eng ..kapan kalian mulai, Say?”

“Sejak jam enam sore”

“Benar-benar sial sekali aku!.” gerutu Didiet.

Berarti setidaknya sudah empat jam mereka bergumul. Hal yang tak direncanakan seperti ini memang memiliki tingkat akumulasi gairah yang tinggi. Namun tetap saja sia-sia sebab ia tak menyaksikan sekejab-pun pertunjukan hebat tersebut.

“Say …katakan padaku apakah engkau p puasss?”

“Iya” jawab Sandra singkat.

“Mmaksudku… apakah engkau terpuaskan oleh kontolnya yang berukuran standar itu?” tanya Didiet seakan belum percaya.

Padahal saat bercinta dengan Nadine tempo hari, Paijo telah menunjukan kehebatannya seperti apa yang Sandra tuturkan barusan. Baginya itu terlalu luar biasa. Pemuda itu tak mungkin bakalan mampu menandingi kehebatan Alfi. Dan Ia masih menganggap keintiman yang panas malam itu dikarenakan Nadine sedang dalam keadaan tak terkendali.

“Engkau bercanda?. Yang terjadi barusan itu adalah salah satu seks terbaik dalam hidupku. Dia itu benar-benar sebuah mesin cinta yang tercipta buat menaklukan para wanita di atas ranjang. Soal ukuran…Memang Paijo tak memiliki kemaluan sebesar atau sepanjang miliknya si Alfi. Namun dia punya keunggulan tersendiri yang tak dimiliki oleh Alfi.

Engkau tahu Dit? Tititnya itu enakk bangettt! Aku tak tahu mana yang lebih enak antara dia dan Alfi. Mungkin saja miliknya adalah titit ter-enak yang pernah masuk ke dalam punyaku. Bayangkan selama dua jam terakhir aku di hajarnya sampai mengalami orgasme ngga putus-putus. Jika saja aku sedang tidak hamil kami pasti akan melakoninya di sepanjang malam ini.”

“Apaaa?!! D..diaa mampu membuatmu mengalami multiorgasme?! Argghhh Sayyyyy!” pekik Didiet histeris.

Gairahnya naik dengan cepat hanya dengan mendengar penjelasan Sandra. Sementara itu tangannya mulai mengocok liar kontolnya sendiri. Sandra memang sengaja membiarkan suaminya larut sendiri dulu dalam imajinasi dan fantasinya. Kini Didiet baru percaya apa yang dikatakan Nadine tempo hari soal sesuatu yang luar bisa tersimpan pada penis bocah itu.

Sandra sendiri baru bertindak setelah melihat Penis Didiet sudah berwarna keunguan. Ia merunduk Didietpun melepaskan pegangan jemarinya. Dan mulut Sandra-pun mengambil alih kontolnya yang terawat bersih itu. Tak perlu menunggu lama. Didiet sudah terlalu ‘high’ saat itu. Pria itu telah sampai pada puncak kenikmatan.

“Arggggghhh sayy!” Jerit Didiet sambil mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi seiring ujung penisnya memuncratkan sperma. Sandra berupaya memberikan hisapan terbaiknya. Tak melepaskannya hingga penis Didiet memuntahkan tetes sperma terakhirnya.

“Nikmat?” Tanya Sandra genit sambil menjilat beberapa tetes sperma suaminya yang belepotan di sekitar bibirnya.

“Hss..hss Yaa terima kasih, Say” jawab Didiet dengan napas masih terengah-engah.

“E.ee kamu mau ngapain lagii, sich?” Tanya Sandra melihat Didiet beringsut hendak menindihnya.

“Aku kangen banget padamu ” jawab Didiet berusaha masuk ke posisi misionari.

“Tidak bisa!. Aku masih kuatir akan ada efeknya terhadap kandunganku” ujar Sandra engan cepat merapatkan ke dua kakinya sehingga upaya Didiet terhalang.

“Tapi kenapa anak itu engkau beri sedangkan aku tidak boleh? Padahal ukuranku kan sama dengan anak itu” protes Didiet meminta keadilan pada istrinya..

“Tetap saja beda. Titit Paijo enak dan punyamu biasa saja”

“Lho? Lantas apa hubungannya dengan resiko keguguran?”

“Paling tidak rasa enaknya harus seimbang dengan resikonya. ” jawab Sandra seenaknya.

“Ah! Engkau hanya mengada-ada. Say! Pleaseee. Satu kali saja , say” rayu Didiet

“Tidak bisa!”

“Jadii benar-benar tidak bisa?”

“Tidak!”

“Yah! Baiklah aku menyerah deh! Sepertinya aku hanya akan bisa menikmati jemari tanganku sendiri sambil menonton kalian” gerutu Didiet lesu.

Soal keputusan yang satu ini Sandra tak bisa lagi di ajak tawar menawar. Ia tak bakalan bisa merasakan vagina istrinya hingga beberapa bulan ke depan. Tak mengapalah. pikir Didiet. Sebab toh ia masih punya istri yang lain yaitu Nadine.

“Setidaknya engkau bisa menikmati hal itu kan?”

“Kalau begitu aku bisa melihat kalian melakukannya sekali lagi, kan?” rayu Didiet untung-untungan.

“Tentu saja, tapi besok. Soalnya sekarang aku sudah cepek banget.” jawab Sandra menolak permintaan Didiet sekaligus mengodanya. Ia tahu suaminya itu masih bergairah sekali. Lalu ia menarik selimut dan tertidur dengan senyum kepuasan tersungging.

“Duhh lagi-lagi siaal”

Pagi harinya

Sandra menelpon ke rumah. Dan Nadine yang mengangkat. “Hi..Nad. Bagaimana ke adaan rumah?”

“Hi hi beres kok Sand, ada apa sih?”

“Aku cuma mau mengingatkan Alfi jika aku pulang besok. Aku ingin dia menjemputku”

“Ok nanti sepulang sekolah, akan kukatakan padanya. Oya, Sand.. kau tahu Alfi berperilaku aneh sejak kemarin”

“Aneh bagaimana, Nad? Apa mungkin ia tahu kamu selingkuh!?” Tanya Sandra kuatir.

“Hi hi hi kamu kok cemas gitu? calm sedikit donk. Yang ingin kusampaikan ini adalah berita baik kok”

“Soalnya akhir-akhir ini aku selalu saja mendapat kabar-kabar yang membuatku risau. Oya ada apa memangnya dengan Alfi”

“Hi hi begini ceritanya…Aku tiba bersama Alfina siang kemarin. Mulanya aku heran ia masih di rumah padahal seperti engkau ketahui biasanya bila engkau tak ada ia selalu pergi ke rumah Niken. Ia mengambil alih Alfina dariku lalu mengajaknya bercengkrama bersama bik Iyah di ruang keluarga. Aku baru terkejut ketika aku memasuki kamar tidurku, kudapati hamparan bunga mawar putih dan merah di atas tempat tidur.

Harum alami bunga-bunga tersebut bercampur dengan asap aromaterapi merebak kesetiap penjuru kamar. Alfi menyusulku ke dalam kamar dengan minyak zaitun di tangannya. Rupanya ia berniat memberiku pijatan. Meski diliputi keheranan akan perlakuannya yang tak biasa itu, aku menurut saja. Aku melepas seluruh pakaianku. Lalu tidur tengkurap di atas ranjang”

“Biar kutebak… engkau pasti terangsang lantas setelah itu kalian bercinta dengan hot-nya,kan?” Sela Sandra.

“Hi hi Dugaanmu meleset, Sand. Tidak ada seks sama sekali siang itu. Sepertinya Alfi tak berniat merangsangku dengan pijatannya. ia hanya ingin aku merasakan kenyaman. Tak kusangka pijatannya seperti layaknya pijatan seorang pemijat professional.. Aku sampai merem melek karena di susupi rasa nyaman dan kantuk. Alfi terus menyelusuri tiap inci tubuhku dengan jemarinya hingga aku tertidur lelap di tengah pijatannya itu.”

“Mungkin sekitar satu sampai dua jam aku tertidur akibat pijatan dari Alfi tadi. Dan ketika aku terjaga dari lelapku hari telah menjelang sore. Lalu aku memutuskan untuk mandi agar tubuhnu kembali segar. Kemudian aku menuju ke kamar mandi. Di sana aku kembali dikejutkan saat melihat jacuzi-ku sudah dalam keadaan sudah terisi penuh cairan rempah dan di kelilingi oleh belasan lilin beraneka warna yang sudah dalam keadaan menyala. Aku juga menemukan sebuah kartu ucapan dalam keadaan terbuka di atas tumpukan handuk yang di dalamnya tertulis;

‘Kakak sayang,

Tak usah tanya-tanya kenapa Alfi lakukan ini. Kakak hanya perlu tahu bahwa

kakak memang layak mendapatkannya. Setelah ini dandan yang cantik ya, Alfi

menunggu buat makan malam..

Alfi’

“Aku masih diliputi keheranan mengapa anak itu melakukan ini semua sebab seingatku hari ini bukanlah hari ulang tahunku. Tapi sepertinya Alfi sedang berniat memanjakanku hari itu. Dan karena ia sudah mempersiapkan itu semua maka aku langsung memanfaatkan kesempatan itu. Setelah kupikir aku memang sangat membutuh waktu buat memanjakan diri. Melepas sejenak dari tugas rutinku sebagai wanita karier dan ibu rumah tangga.”

“Hi hi hi tak kusangka ia romantis seperti itu, Nad.”Sela Sandra

“Aku juga demikian. Ternyata anak itu benar-benar mengerti akan diriku. Kuperhatikan secara seksama semua yang ia persiapkan buatku memang cocok dengan kulitku.”

“Puas merendam diri aku kembali ke kamar dan berdadan layaknya akan pergi ke sebuah pesta sesuai dengan permintaannya. Kupilih baju terusan mini dengan dada sedikit terbuka berwarna hitam. Kutahu ia paling senang melihatku mengenakan baju itu.”

“Kejutan lain berlanjut sore harinya. Kupikir tadinya ia akan mentraktirku makan ke restoran. Ternyata ia sudah menungguku di meja makan kita yang sudah tertata rapi lengkap dengan dinner set mewah milikmu diatasnya di antara beberapa lilin yang menyala. Aku tak tahu kapan ia mempersiapkan itu semua. Aku benar-benar merasa tersanjung terus menerus menerima kejutan-kejutan darinya itu.”

“Alfi menyambutku. Ia sudah berdandan rapi menggunakan pakaian terbaiknya. Lalu ia menarikan kursi buatku duduk. Sedangkan ia sendiri mengambil duduk bersebrangan meja denganku. Kejadian selanjutnya membuatku nyaris tertawa ketika melihat bik Iyah berdandan ala pelayan bangsawan eropa muncul membawa Appetizer. Kami mulai dengan hidangan pembuka yang berupa soup dan shrim coktail.

Bik Iyah terus melayani kami berdua dengan sigap. Setelah hidangan pembuaka selesai ia mengambil setiap piring bekas lalu menggantinya dengan T-Bone Steak sebagai ‘main course’. Alfi memang tahu betul selera kita, Sand. Selain dagingnya yang empuk saus garlic-nya benar-benar lezattt! ..Terakhir hidangan malam itu ditutup dengan sepotong tiramisu dan ice cream.

Aku menduga mereka pasti telah berlatih keras buat melakukan ini semua. Satu persatu hidangan tersaji dengan begitu sempurna. Ketika kutanyakan pada Alfi bagaimana ia melakukan itu semua. Ia hanya menjawab kakak nikmati saja semua. Aduuh Sanddd…aaaku benar-benar terlena dalam buayan romantisme-nya itu!”

“Wah wah Aku jadi kepingin cepat pulang agar bisa dia mesrai sepertimu.” Sela Sandra ikut terbawa suasana romantisme mendengar penuturan sahabatnya itu. “Lantas apa yang terjadi selanjutnya, Nad?”

“Ya memang itu belum selesai. Setelah usai makan malam kami pindah ke ruang tengah. Alfi menawarkan padaku beberapa pilihan film yang dibelinya. Sementara Bik Iyah menidurkan Alfina di baby room, kami bebas berduaan nonton hingga pukul sepuluh malam. Lalu kami pindah ke kamar tidur. ia kembali memberiku pijatan. Tetapi tidak seperti siang tadi. Kali ini Ia melakukannya dengan tubuh bugil. Dan titik-titik pijatannya selalu ia arahkan ke sekitar bagian intimku.

Semakin lama pijatannya semakin ‘Hot’ dan lebih pantas di sebut sebagai upaya merangsang itu membuatku benar-benar kebelet kepingin segera ia intimi. Lalu kami melakukannya. Alfi memintaku berdiri di atas ke dua lututku sambil berpegangan pada kepala ranjang. Sedangkan ia sendiri juga berdiri di atas kedua lututnya dan mengambil posisi di belakangku. Aku langsung orgasme begitu ia utuh memasukiku.”

“Glkk..Nadd..aku jadi basah mendengarnya..terusss..teruss..” Tanya Sandra tak sabar mendengar kelanjutan kisah Nadine.

“Dan semua itu belum berakhir, Sand. Puncaknya aku mendapat kejutan besar setelah kami bercinta selama kurang lebih satu jam-an. Alfi melakukan sesuatu yang belum pernah ia lakukan selama bercinta dengan kita bertiga, Sand.”

“Apa itu, Nadd?” Tanya Sandra semakin penasaran.

“Ia memasukiku dari belakang tetapi bukan melewati jalan biasa”

“ANAL maksudmu Nad?!”pekik Sandra tertahan

“He em”

“Oww Nad! Sakitkahh?!”

“Lumayann tapi sensasinya luar biasa. Aku tetap orgasme kuat dalam kesakitanku.”

“Pagi ini, ketika aku terbangun aku menemukan di sebelahku sarapan buatku sudah terhidang di atas sebuah meja kecil. Di atasnya ada semangkuk bubur ayam lengkap dengan emping kesukaanku plus satu poci teh hangat. Kuduga ia sudah berangkat ke sekolah. Sempat-sempatnya ia mempersiapkan itu semuanya saat aku masih terlelap. Dan kulihat ada sebuah kartu ucapan terselip di antara gelas dan poci. Sebuah kartu ucapan yang lain. Isi tertulisnya begini;

‘Kakak yang cantik,

Apakah kebahagiaan semalam mampu menghapus kesalahan yang pernah Alfi

lakukan pada kakak selama ini?

Apabila tidak,

Alfi rela bila kakak mencari pengganti bagi diri Alfi,

Alfi siap terluka melihat kakak besama yang lain.

Alfi’

“Dari situ aku tahu ternyata ia melakukan itu ia ingin aku memaafkannya karena ia merasa bersalahnya padaku selama ini. Tapi aku tetap tak mengerti mengapa semuanya begitu mendadak?”

“Mungkin saja karena Alfi takut bila terus-terusan tak ia jamahi kamu juga akan berselingkuh sebagaimana halnya Dian dan diriku dulu”jawab Sandra.

“Duh Sand, jika benar demikian aku justru yang merasa bersalah padanya. Susah payah ia men’servis’ku habis-habisan padahal aku sudah berselingkuh dengan Paijo dan ia pasti telah menguras uang tabungannya buat semua ini”

“Hi hi Kalau begitu balik dirimu yang harus memberinya keintiman penebusan buatnya siang ini”

“Iya juga. Aku rasanya tak sabar menantinya pulang sekolah hari ini”

“Beruntung sekali kamu, Nad”

“Eh bagaimana denganmu? Apakah engkau masih ‘virgin’ selama di sana?”goda Nadine

“Kau benar Nad. Aku telah bercinta dengannya semalam”

“Hi hi hi apa kubilang kamu juga pasti menyerah, kan?”

“Apa yang telah engkau lakukan pada anak itu, Nad?. Aku seakan tak melihat lagi sosok Paijo yang kukenal dulu. Anak itu begitu banyak berubah. Tak hanya kemampuan bercintanya yang meningkat hebat namun juga kelakuannya juga semakin baik”

“Hi hi hi hanya sebuah terapi kepribadian, kok. Tapi diselingi dengan percintaan”

“Sebenarnya aku juga heran kenapa aku bisa jatuh kembali ke dalam pelukannya. Aku tak ingin membanding-bandingkannya anak itu dengan Alfi. Yang jelas dia juga punya pesona kuat buat menaklukan banyak wanita. Aku hanya kuatir jika Alfi sampai tahu aku berhubungan lagi dengan rivalnya itu.”

“Ngga usah terlalu dipikirkan, Sand. Anggap saja sebagai selingan selama kita menemani Didiet di kota yang membosankan itu”.

“Iya selingan indah rumah tangga utuh hi hi hi..Eh..Nad, Sudah dulu ya ngobrolnya”

“Lho kok buru-buru amat, sich?”.

“Iya nihh soalnya akuu…”

“Aaa aku tahu! Kamu pasti mau ‘anu’sama Paijo kan?”

“Hi hi hi Memangnya mau ngapain lagi. Gara-gara mendengar ceritamu aku jadi basah!”.

“Iya deh kalau begitu. Selamat bercinta, Sand”

Sorenya

Didiet baru pada sorenya saat Didiet pulang. Ia menemukan istrinya yang molek di atas ranjang tengah digenjot oleh Paijo. Ternyata ia sudah terlambat beberapa jam. Mereka sudah memulainya sejak seusai pembicaraan Sandra dengan Nadine siang tadi. Untungnya pergumulan itu belum juga berakhir. Akhirnya apa yang Didiet inginkan selama ini tercapai juga.

Ia dapat melihat bagaimana penis berukuran standar milik Paijo memberi istrinya multiorgasme dalam kurun waktu yang panjang. Wowww!! Didiet terpekik takjub ketika melihat sperma Paijo terpancar balik keluar dari vagina Sandra. Ia tahu multiorgasme Sandra yang menyebabkan itu. Pada kondisi seperti itu liang senggama Sandra menciut secara maksimal sehingga tak ada ruang lagi bagi benda lain selain kontol Paijo.

Lalu denyutan demi denyutan yang kuat vagina Sandra menyebabkan seluruh cairan yang berada di dalam akan terpompa lalu tersemprot keluar dari sela-sela tautan alat vital keduanya. Malam itupun ia mendapatkan ‘belas kasihan’ Sandra buat menuntaskan hasratnya melalui persetubuhan dengan istrinya itu. Liang senggama Sandra terasa begitu likat oleh sperma Paijo. Didiet menggigil dalam sengatan kenikmatan sambil membayangkan hisapan dasyat itu yang juga telah menyengat penis Paijo selama beberapa jam ini.

“Kau rasakan itu, Say? Bayangkan betapa sering dia menyiramkan cairan kelaki-lakiannya di dalam tubuhku. Seakan tak pernah ada habisnya meski vaginaku terus meminum-nya …Oughhh” Kata-kata nakal Sandra terus terbisik di telinganya di tengah persetubuhan itu. Sepuluh menit berlalu. Didiet sudah sampai pada akhir pelawanannya. Sandra dapat merasakan itu. Ia mengunci pergerakan penis standar suaminya itu dengan mengerahkan kekuatan otot-otot kewanitaannya.

“Argggg…Sandddd!!” erang Didiet seketika itu juga orgasme dasyat melanda dirinya.

Kukungan fantasinya tak hanya semakin mempercepat terjadinya ejakulasinya namun juga membuatnya menjadi lebih nikmat berkali-lipat. Tubuhnya mengenjan beberapa kali sebelum ia benar-benar hilang kesadarannya di atas tubuh molek istrinya itu. Orgasmenya telah mengakhiri semua ‘percintaan panas’ di malam itu.

Malamnya

“Dit?” tanya Sandra setelah Paijo pindah ke kamarnya sendiri.

“Ya?”

“Mengapa engkau berikan pekerjaan seperti itu pada Paijo?”

“Aku tak pernah menawarkannya. Secara kebetulan saja ia mendengar pembicaraanku dengan temanku di telepon soal itu. Ia sendiri yang justru menginginkan pekerjaan itu. Aku-pun sudah berusaha mencegah dan memberikan gambaran berbagai kesulitan yang bakal ia hadapi di sana. Namun ia tetap bersikeras ingin pergi”

“Kasihan anak ituu…” desah Sandra.

“Sudahlah. Semua itu sudah menjadi pilihannya sendiri. Kita tak dapat memaksakan keinginan kita kepadanya. Mungkin juga ada baiknya untuk sementara waktu ia tak bersama-sama kita. Setidaknya apa yang terjadi antara dia dan engkau selama dua hari ini telah memberinya semangat untuk melanjutkan hidupnya. Sebaiknya beristirahatlah, Say. Ini sudah pukul sebelas. Engkau harus menjaga kesehatanmu demi si ‘kecil’”

Sandra merenungkan ucapan suaminya itu. Ia sendiri merasa aneh mengapa ia menjadi sangat menikmati apa yang terjadi akhir-akhir ini. Terlibat dalam sebuah percintaan segitiga antara dirinya, Alfi dan Paijo di tengah pernikahan anehnya dengan Didiet. Tetapi ia tak dapat memilih hanya salah satu di antara ke tiganya. Dan ia merasa ia tak harus melakukan itu. Ia justru ingin memiliki semuanya sekaligus.

Alfi pemuda yang sangat ia cintai dan puja bagai sang dewa cintanya, Lalu Paijo pasangan selingkuhnya yang sekaligus ayah dari janin yang sedang dikandungnya dan yang terakhir adalah Didiet suaminya yang syah yang telah menciptakan semua keliaran ini. Sebuah hubungan yang dianggap sangat janggal bagi kebanyakan orang tetapi Sandra menganggap apa yang terjadi sekarang ini adalah momen terbaik dalam hidupnya. Ia bahagia. Malam ini ia bisa menutup matanya dengan perasaan nyaman.

Pagi-pagi sekali Didiet bangun dan tak melihat istrinya berada di sisinya. Ia pasti pindah ke kamar bocah itu! duga Didiet. Dan benar saja ia menemukan Sandra dan Paijo sedang bergumul di ranjang Paijo. Didiet mengeleng-geleng heran bercampur takjub. Sandra begitu bergairah. Seandainya saja Paijo dan Alfi bisa akur justru semuanya tak memiliki rasa dan warna.

Keduanya masih sempat bercinta selama dua jam-an dan berlanjut dengan acara mandi plus bersetubuh bersama di bawah siraman shower sebelum akhirnya semua keintiman itu benar-benar berhenti. Sandra-pun harus bergegas berpakaian dan berkemas buat mengejar keberangkatannya hari itu. Tak hanya itu keduanya masih kerap berciuman di sepanjang perjalanan menuju bandara.

“Say, ini sudah pukul sembilan lewat sepuluh” ujar Didiet mengingatkan. Ia masih harus menunggu Sandra dan Paijo menyelesaikan ciuman perpisahan mereka sesaat sebelum mereka meninggalkan mobil di parkiran. Ia kuatir Sandra akan terlambat karena pesawat akan take off pada pukul sembilan lewat dua puluh lima menit.

“Empp..Ya..”sahut Sandra. Didiet lega akhirnya tautan bibir mereka terlepas juga.

“Dit”

“Ya, Say. Ada apa?”

“Kalian jangan dulu pergi dari sini.”

“Lho, ngapain lagi kami berdua di tempat ini?”

“Kira-kira satu jam lagi penerbangan Dian akan tiba”

“Apa? Dian mau datang kemari?”

“Iya aku yang minta ia kemari.Dan aku juga belum memberitahunya jika ada Paijo di sini” ujar Sandra sambil tersenyum nakal.

“O..oww…Aku tahu Say!..aku tahuu! Dasar! engkau memang kelinci nakalku” Didiet tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala. Memang ia yang memulai setiap keliaran yang terjadi selama ini namun ada akhirnya selalu Sandra-lah yang mengambil alih dan mengendalikannya permainan.

“Nah! Aku sudah berusaha membantu kalian. Selanjutnya tinggal kalian yang berupaya membuatnya betah selama di sini”

Sandra tiba-tiba menahan langkahnya sesaat sebelum masuk melalui pintu sekurity. Ia menoleh ke arah Paijo

“Jo…”

“Iya bu?”

“Engkau mau-kan pulang menemui aku bila kamu sedang cuti?”

“Ohh…buuuu…saya mau bu..saya janji akan datang buat ibu” jawab Paijo dengan senyum kebahagiaan mengembang. Itu berarti yang telah terjadi selama dua hari ini bukanlah sebuah persetubuhan yang terakhir dari Sandra buatnya.

Sandra mengangkat handphone-nya.

“An, kamu jadi kemarikan?” Tanya Sandra agak berbisik karena tak ingin orang di sekitarnya mendengar perkataannya.

“Iya, jadi. Sekarang ini sedang boarding, kok.” Terdengar jawaban Dian dari seberang pembicaraan.

“Apakah Alfi bersama-mu minggu-minggu ini?”

“Tidak sepulang dari singapore aku menginap di rumah ibuku. Rencananya besok aku baru akan menginap di rumahmu.”

“Baguslah jika begitu.”

“Apanya yang bagus, Sand. Tahu ngga saat ini aku sedang h o r n y bangett!. Tetapi engkau justru meminta aku pergi menemani Didiet”

“Entar si Didiet bisa mengantikan keintiman buatmu”

“Hhhhhh!”terdengar helahan lesu Dian.

“Hi hi hi tenang saja dia sudah menyiapkan sesuatu agar engkau ‘bahagia’ selama di sini”

“Benarkah? Memangnya Didiet sudah mulai mengkonsumsi Viagra, ya?” cibir Dian

“Nanti engkau akan tahu sendiri setelah tiba di sini. Aku jamin kamu pasti keget dan puas!”

“Aku jadi penasaran”

“Oya An, apakah engkau jadi menemui Lila buat memasang kembali alat KB-mu?” Seingat Sandra tempo hari Dian berniat memasang alat kontrasepsinya.

“Aku belum sempat, Sand. Tetapi Didiet kan bisa memakai pengaman. Eh, kok mendadak menanyakan itu. Ada apa memangnya?

“Tidak apa-apa”

“Eh, Sand. Sudah dulu ya. Aku sudah mau masuk ke pesawat nih. Dag!”

“Baiklah, dag!” Sandra-pun mematikan handphone-nya lalu melangkah memasuki pintu pesawat seraya tersenyum bahagia.

Alfi sayangg. Tunggulah kakak pulang buatmu!

Tamat

Itil Service
News Online Itil