Cerita Sex Terbayang Batang Kekar Milik Bambang Part 2 – “Hhmmmm..gak tahu aku, gak mungkinkan kubawa orang kantor yang lainnya,”kata Hendro sambil menggelengkan kepalanya.
“Kalau kuundang si Andri dan …. Hhmmmm…aaahhh… Tomi, bagaimana, biar lebih kelihatan kita melakukan pesta,”usul Erwin
“Andri dan Tomi, dua-duanya kan klien kita, boleh…boleh…tapi kita harus bilang sama mereka tentang hal ini dan kita tegaskan kepada mereka untuk tidak menyinggung atau mengulangi tanpa ada kita,”kata Hendro.
“Pasti, untuk masalah mereka biar aku yang tangani, urusan si Mira, hehehehe.. mas Hendro kan bossnya, jadi tugas mas Hendro,”Erwin menyanggupi untul mengatakannya kepada Andri dan Tomi.
“Beres, akan kuundang Mira, tanpa perlu menjelaskan biar berjalan apa adanya, jadi malam ini kita buat pesta seks kecil-kecilan,”kata Hendro
Cerita Sex “Oh ya, kita adakan di kamar hotelmu saja, Win, kamu pindah ke suite yang lebih luas biar lebih enak,”usul Hendro.
“Beres, No problem,”sahut Erwin, sambil langsung menelpon hotel tempat ia menginap untuk minta pindah kamar.
Kemudian Hendro beranjak menuju meja kerjanya diambilnya secarik kertas, terlihat ia menulis sesuatu di atas kertas tersebut sambil menanyakan no kamar hotel kepada Erwin, yang kebetulan saat itu sudah selesai menelpon kehotel tempat ia menginap dan telah mendapatkan kepastian no kamarnya,
Erwinpun memberitahukan ke Hendro no kamarnya, kemudian kertas tersebut dimasukkannya kedalam amplop, di depan amplopnya nama Dewi ia tulis, kemudian ia suruh sekretarisnya untuk diberikan kepada Bambang untuk disampaikan kepada istrinya dan juga agar Bambang menunggui istrinya.
“Nanti aku ikut denganmu, Win, begitu juga Mira, biar istriku dijemput Bambang dan langsung menuju hotel,”kata Hendro.
“OK, no problem,”Erwin menyanggupi.
Mereka berdua kemudian pergi untuk makan siang dan kembali lagi ke kantor meneruskan pekerjaan mereka, jam 6 sore mereka bertiga meninggalkan kantor, setelah terlebih dahulu menjelaskan kepada Mira bahwa mereka akan mengadakan pesta kecil untuk menyambut bergabungnya direktur operasional,
dan tanpa curiga Mirapun mengikuti Erwin dan Hendro, setelah terlebih dahulu menelpon kepada suaminya dirumah untuk mengatakan bahwa ia akan pulang larut malam karena ada pesta penyambutan direktur operasional yang baru.
Bambang yang mendapat perintah untuk pergi kerumah tuannya itu, dan untuk menunggui istri tuannya yang seksi itu, girang bukan kepalang, hatinya membatin moga-moga ia dapat menikmati lagi tubuh seksi nyonyanya itu, apalagi ia tahu bahwa ia mempunyai waktu luang yang cukup banyak untuk mengentot nyonyanya itu,
sekarang jam 11.30 siang, sementara nyonyanya itu harus sudah berada di hotel jam 7 malam, jadi kalau berangkat jam 6 sore dari rumah maka nyonyanya itu akan tiba di hotel jam 7-an malam, otaknya sibuk menghitung-hitung waktu luang yang ia punyai.
Sambil mengemudi mobil menuju rumah Hendro, pikiran Bambang sudah dipenuhi dengan bayangan-bayangan tubuh Dewi yang seksi, kedua payudaranya yang besar, dan lubang memeknya yang sempit, semua bayangan itu membuat batang kemaluannya menggeliat, celananya sesak dirasakan oleh Bambang.
Jam di dinding rumah Hendro menunjukkan tepat pukul 12.15, saat itu Dewi mendengar suara mobil suaminya, Dewi menghela nafas mendengar itu,
“mas Hendro pulang, heeh… untung saja, coba kalau tadi aku manggil Pono atau Yono untuk memuaskan aku, bisa berabe,”batin Dewi.
Saat itu Dewi sedang berada di ruangan keluarga menyaksikan siaran TV, sementara keadaan rumah saat itu memang sedang sepi, para pembantunya jam-jam segini sedang pada istirahat, sementara Yono tadi minta ijin untuk pulang kerumah,
dan Pono juga minta ijin untuk ikut dengan Yono, sambil menyaksikan TV Dewipun menunggu kedatangan suaminya Hendro masuk kedalam rumah. Alangkah kagetnya Dewi saat melihat Bambang yang muncul dihadapannya sambil ketawa cengengesan, dan ia melihat Bambang membawa sebuah amplop.
“Tuanmu mana, Bang? dan itu amplop apa?,” tanya Dewi beruntun.
“hehehe…tuan masih di kantor, ini amplop untuk nyonya, dan saya disuruh menunggui nyonya,”kata Bambang sambil cengar cengir, matanya kelayapan ditubuh Dewi.
Saat itu Dewi mengenakan baju tank top, dengan bagian depannya yang cukup terbuka sehingga terlihat belahan payudaranya yang montok, sementara bagian bawahnya ia mengenakan rok mini longgar yang berlipat-lipat, mata Bambang nanar melihat pemandangan itu, biarpun Bambang pernah melihat tubuh Dewi secara jelas tapi tetap saja melihat pemandangan ini mata Bambang hamper tidak berkedip.
Dewipun mengambil amplop ditangan Bambang, lalu membuka serta membacanya, di dalam surat itu suaminya berkata bahwa ia ditunggu di kamar hotel jam 7 malam ini, karena suaminya mengadakan pesta untuk menyambut bergabungnya direktur operasional perusahaan yang baru, setelah selesai membaca surat itu, Dewipun tersenyum,
“Suamiku tidak akan pulang malahan ia menungguku dihotel nanti malam, sementara dihadapanku berdiri Bambang, berarti dalam beberapa jam kedepan aku bakalan puas menikmati kontolnya Bambang mengaduk-aduk memekku,”batin Dewi.
Lalu ia beranjak dari duduknya dan melangkah kedalam kamar tidurnya serta tidak lupa menyuruh Bambang mengikutinya, Bambang tersenyum girang mendengar ajakan tersebut,
“Akhirnya aku dapat lagi menikmati tubuh nyonyaku ini, asyik..,”batin Bambang bersorak girang.
Setibanya di kamar dan setelah mengunci pintu kamarnya, Dewi tidak mau membuang waktu lagi, seluruh pakaiannya ia lucuti sehingga tubuhnya seksi terpampang didepan mata Bambang, melihat itu Bambang juga mengikuti dengan membuka seluruh pakaiannya,
Dewi melihat kontolnya Bambang sudah berdiri dengan gagahnya, sudah siap untuk bertempur, kemudian Dewi berjongkok di hadapan Bambang, dengan penuh nafsu kontolnya Bambang mulai dikulum-kulumnya, dijilatinya dan dihisap-hisapnya, akibat perlakuan Dewi tersebut Bambang merem melek jadinya,
mulutnya mendesah-desah menikmati selomotan mulut Dewi, kedua tangan Bambang meremas-remas rambut dan kepala Dewi, pantat Bambang terlihat berkedut-kedut menahan rasa nikmat yang luar biasa saat mulut Dewi menghisap kontolnya.
Selama ini Bambang belum pernah merasakan kontolnya dihisap, dikulum dan dijilati, istrinya tidak pernah mau melakukan hal itu, jorok katanya, tapi hari ini akhirnya ia dapat mengalaminya, dengan tidak merasa jijik Dewi nyonya majikannya ini mengemut-ngemut dan menjilati kontolnya.
Tak lama kemudian Dewi berdiri, dan melangkahkan kakinya ketempat tidur sambil tangannya menarik batang kemaluan Bambang, di samping tempat tidurnya Dewi mulai mengangkangkan kakinya tubuhnya ia condongkan kedepan sehingga menempel di tempat tidur,
dan Dewi menyuruh Bambang untuk menyodokkan kontolnya dari belakang, Bambang mengikuti kemauan Dewi tersebut, iapun mulai mengarahkan kepala rudalnya ke vagina Dewi dan menyelipkannya disana.
Sleeeeeepppp…..kepala rudalnya mulai terselip di vagina Dewi, Dewipun melenguh saat merasakan lesakan kepala kontolnya Bambang itu.
Dengan perlahan-lahan Bambang mulai mendorong masuk kontolnya kedalam lubang vagina Dewi, Bllleeeeeeessssss…….bleeeeesssss……bleeesssssss…. sampai seluruh batang kemaluannya itu tenggelam di dalam lubang senggama Dewi.
Dengan berpegangan dan sambil meremas-remas bongkahan pantat Dewi, Bambang mulai mengeluar-masukkan kontolnya itu, sssrtttttt…..bleeessss….ssrrtttt …..bleeesssss….sssrrrttt….bleeeessss….
Suara erangan Bambang dan Dewi hampir bersamaan keluar dari mulut mereka merasakan enaknya pergesekan kemaluan mereka,
“sssshhh…aaaahhh….oooohhh…sshhh…aaahhh….oooohhhh…, ”Dewi merintih-rintih keenakan.
“Uuugghhh…oooohhh….aaaagghhh…oooohhhh,”Bambangpun melenguh nikmat.
Irama genjotan Bambang mulai meningkat, yang tadinya dengan perlahan-lahan ia mengeluar masukkan rudalnya dilubang memek Dewi, ia tambah ritme kecepatan keluar masuk batangnya itu, ditambahi dengan tekanan yang lebih saat ia mendorong masuk batangnya, akibatnya tubuh Dewipun tersentak-sentak, aksi Bambang yang sedikit kasar itu membuat Dewi semakin merintih-rintih.
“Oooohhhh….aaaaahhh…ssshhh… tekan yang dalam….aaaahhh… ssshhhh… yang kuat….terusss…yaaahhh…sshhh…aaahhh…,”rintih Dewi
Gerakan Bambang semakin menjadi, hentakan-hentakannya semakin membuat tubuh Dewi tersentak-sentak, kedua tangannya mulai merayap ke payudara Dewi, Dewi yang merasakan tangan Bambang mulai mengelus-elus pinggiran payudaranya mulai sedikit mengangkat tubuh bagian dadanya dengan bertumpu pada kedua sikunya,
Bambang tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini dengan gesit tangannya langsung meremas-remas kedua payudara Dewi, remasan tangan Bambang agak sedikit kasar dirasakan oleh Dewi, terutama saat Bambang mencengkram payudaranya seiring dengan tekanan masuk kontolnya, seolah-olah kedua payudaranya itu menjadi tempat pegangan Bambang untuk melesakkan kontolnya masuk lebih dalam di rongga memeknya.
“Ooooohhhh…sssshhh…aaaahhhh….remas Bang, remas tetekku…aaaahhh… yang dalam…entot aku yang dalam…aaaahhhh…ssshhh….. yang kuat…tekan yang kuat ooohhhhh….Bang, enak…nikmat….ssshhhh…,”Dewi semakin merintih-rintih
“Bu…oooohhh…memekmu….legit…Bu,..ssshhh…aaahhh….beg ini….dalamnya… aaahhh….mentokk….Bu….,”Bambangpun mengerang keenakan.
Birahi keduanya semakin menggelegak, nafas keduanya semakin memburu, erangan dan rintihan keduanya semakin sering terdengar, irama keluar-masuk kontolnya Bambangpun semakin bertambah cepat, tangan Bambang semakin kasar mencengkram dan meremas-remas kedua payudara Dewi, terlihat kedua bola mata Dewi sudah tidak nampak hitamnya lagi.
Irama genjotan Bambang sudah mulai tidak beraturan, nampaknya Bambang hampir mencapai puncak kenikmatannya, ia merasakan desakan arus sperma di kontolnya hampir tidak dapat di tahan lagi, Bambangpun semakin mempercepat gerakan keluar masuk kontolnya,
sementara itu Dewipun merasakan hal yang sama, desakan cairan birahinya sudah tidak mampu ia bendung lagi, memeknya sudah siap untuk meledakkan cairan birahinya itu, dengan waktu yang bersamaan mereka berdua mengerang menyambut pecahnya birahi mereka.
Creeeettttt…..sssssrrrrrrr…..ccreeeeeettt…ssssrrrr rr….ccreeeettttt….ssssrrrrrrr. Kedua kemaluan mereka saling berbalasan menyemburkan cairan birahi mereka.
“Ooooohhhh…Bu, aku keluaaaarrrr….Bu,…aaaaaahhhhh….eeenaaaakkk…. memek ibuuuuu…betul-betul…eenaaaakkk….sssssshhhh…ooooohhhh…aaahhh,”Bam bang mengerang menikmati puncak kenikmatan yang berhasil ia rengkuh, kontolnya menyemprotkan air maninya dengan kuat, sehingga Dewi dapat merasakan semburan air mani itu di dinding rahimnya.
“Aaakkkuuuu….juga…mbaaaangg, ….oooohhh…sshhhh…oooohhh… keluaaaarrr.. ssshhh….aakkuu…ooooohhh…nikmaaatt….eenaaaakkk…oooo ohhh.. kontolmu… mbang, besaarrr….. enaaaakkkk….,”Dewipun merintih dengan tubuh kelojotan sambil vaginanya menyemburkan cairan birahinya, saat itu juga Bambang merasakan kontolnya menjadi hangat dan ia juga merasakan dinding vagina Dewi berkedut-kedut.
Di wajah Dewi tersungging senyum kepuasan setelah berhasil menuntaskan hasrat seksualnya yang selama 3 hari ini tidak pernah terlampiaskan, sementara Bambangpun tersenyum bangga karena berhasil kembali menikmati tubuh nyonyanya yang seksi ini.
Bambang merasakan kontolnya perlahan-lahan mulai menciut, dan kemudian dengan sendirinya terlepas dari jepitan memek Dewi, saat itu ia melihat air maninya mulai mengalir keluar perlahan-lahan dari memek Dewi, lalu iapun merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur,
Dewi yang masih tertelungkup dan merasakan kontolnya Bambang terlepas dari jepitan memeknya, ia merasakan aliran air mani Bambang bercampur dengan cairan birahinya perlahan-lahan mengalir keluar dari memeknya.
Dengan tubuh masih menelungkup diatas tempat tidur, Dewipun memejamkan matanya untuk menikmati rasa puas yang barusan saja berhasil ia rengkuh, selang tak lama Dewipun beranjak ke kamar mandinya untuk membasuh dirinya, melihat itu Bambangpun mengikutinya,
merekapun mandi bersamaan, Dewi menyabuni tubuh Bambang, Bambangpun menyabuni tubuh Dewi, akhirnya tongkat wasiat Bambangpun kembali menegang dan mereka kembali melakukan persetubuhan itu di kamar mandi.
Sampai jam 5 sore, Dewi berhasil mencapai kepuasannya sebanyak 4 kali, begitu juga Bambang, Dewipun segera berpakaian setelah membersihkan dirinya untuk ketiga kalinya dan juga setelah kenyang menikmati tongkat wasiat Bambang,
sementara itu Bambang setelah berpakaian segera menyalakan mobilnya dan menunggu nyonyanya selesai berdandan, hari ini Bambang merasa puas luar biasa, kontolnya 4 kali berhasil menerobos masuk di lubang senggama nyonyanya itu dan memuntahkan air maninya,
Bambang merasa lelah di tubuhnya dan juga lututnya, tapi semua itu tertutup oleh rasa puasnya.
Dalam perjalanan ke hotel, Dewi dan Bambang tidak bercakap-cakap sedikitpun, apalagi Dewi duduk di belakang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa di antara mereka berdua, Dewipun melangkahkan kakinya menuju kamar hotel yang ada di surat suaminya tadi.
Tamat