Selama 3 Tahun Jadi Pemuas Nafsu Om Part 3

News Online Itil

Cerita Sex Selama 3 Tahun Jadi Pemuas Nafsu Om Part 3 – Aku meronta sekuat tenaga.

PLAKKKK…!!!

Tamparan mendarat di pipiku. Ini lebih perih dari yang pertama.

Aku cuma bisa menangis, saat om menggesek-gesekkan penisnya di bibir vaginaku. Aku coba merapatkan paha namun sia-sia. Kalah tenaga.

Perlahan-lahan kepala penisnya menerobos bibir vaginaku.

“Ssss sa sakitttt ommm!!! Sakitttt!!!”
Om ngga peduli. Dia tetap mendorong penisnya. Ku cengkram lengannya kuat-kuat. Sedangkan tanga satunya lagi mencengkram sperei yang sudah berantakan.

Cerita Sex Selama 3 Tahun Jadi Pemuas Nafsu Om Part 3
Cerita Sex Selama 3 Tahun Jadi Pemuas Nafsu Om Part 3

Cerita Sex Perih dan sakit sekali saat ujung penis itu masuk walaupun perlahan.

“Liat nih, Vi, kepala ****** om udah masuk!”

Aku ngga mempedulikannya. Aku cuma meringis menahan sakit.

Om masih berusaha memasukan penisnya, kulihat batang penisnya berlumuran darah namun ngga begitu banyak. Aku tau, itu darah perawanku. Air mataku mengalir karena ku menyesali kenapa harus kehilangan keperawananku dengan cara seperti ini.

Penis om masuk semaik dalam. Kurasakan penisnya berhimpitan dengan tulang-tulang dalam vaginaku. Lalu penisnya digerakkan mundur perlahan, lalu bergerak maju, begitu seterusnya. Sungguh, aku ngga merasakan nikmat. Hanya sakit yang kurasakan.

“Uhh.. Sssaakittt ommm!! Pe pelannn pelllannn…”

Penisnya bergerak maju mundur, dan sesekali dia tegangkan penisnya sehingga membuatku mendesah lebih kencang. Kedua pentilku sambil dipelintir dengan tangannya dan penisnya bergerak maju mundur. Kali ini sedikit lebih cepat. Kulihat om mengeluarkan desahan yang semakin kencang. Dagunya terangkat dan matanya terpejam.

“Aaahh, Vi… Om mau keluar nih… Ahhhhh”

Aku mengerti kalau om sudah akan ejakulasi.

Dia cabut penisnya dan air mani bermuncratan ke perutku. Rasanya hangat. Om masih mengocok batang penisnya yang berlumuran darah.

“Aahhh Vi, memek kamu eennnnakkkk banget, peju om sampe keluar benyak banget kan tuhh… Coba kamu jilat peju om deh…”

Lalu om menuntun jariku, mencolek peju yang berlumuran diatas perutku.

“Coba buka mulutnya”

Jari ber-peju itu ditempel ke lidahku.

“Gimana rasanya?”

“Anehh om, ngga enak ah”

“Hahaha kamu nanti lama-lama bakal ketagihan loh! Dah sana kamu mandi. Sepreinya dicuci, tuh darah perawan kamu tumpah-tumpah. Inget ya, Vi, jangan bilang siapa-siapa. Kalo ngga, badan kamu yg bagus ini bakalan kena sundut rokok, mungkin juga lebih dari itu.”

Aku cuma diam.
Saat itu cuma ada dendam terhadap om ku.

Begitulah setiap harinya, hampir setiap malam kalau tante dan Dipo ngga ada dirumah, aku jadi budak napsu om bejat itu. Permintaannya pun semakin aneh-aneh. Kadang dia ikat tangan ku dan menyumpal mulutku dengan celana dalam yg kupakai lalu badanku dilumuri lelehan coklat dan dia jilat seluruh badanku. Pernah pentilku dijepit dengan jepitan jemuran dan lubang vaginaku dimasukkan vibrator selama 3 jam, lalu aku disuruh melakukan tarian erotis.

News Online Itil

Salah satunya kejadiannya seperti ini…

Suatu hari tante ada keperluan di luar kota selama 3 hari. Di rumah hanya tinggal aku, om dan Dipo. Setiap malam selama 3 hari itu, om selalu menyelinap ke kamarku. Aku yang sedang tertidur tiba-tiba merasakan ada tangan yang menyelinap kebawah dasterku. Jari-jarinya masuk, dikocoknya g-spotku sampai aku orgasme. Aku memang ngga pernah memakai bra dan cd saat tidur jadi membuatnya semakin mudah saja. Ternyata om sudah menyiapkan ‘peralatan’ untuk menyiksaku. Dia telanjangi aku dan menyumpal mulutku dengan celana dalamnya. Lalu tanganku diikat ke teralis jendela. Kaki ku diikat ke ujung kaki tempat tidur sehingga tubuhku membentuk huruf X. Lalu om keluar kamar dan kembali dengan membawa plastik hitam. Dia mengeluarkan jepitan jemuran. Jepitan jemuran diarahkan ke pentilku.

“Jaangan om! Itu pasti sakit!! Ja…..”

Suaraku terdengar tidak jelas karena disumpal

Jlepppp!!!!

Jepitan jemuran itu kini sudah menjepit pentil kiriku.

“Ahhhhhhh.. sakiiittt! Ampunn omm!!!!”

Jlepppp!!!

Kini pentil kananku juga dijepit dengan jepitan jemuran.

Dia tersenyum melihat ekspresiku yang kesakitan.

Rambutku dijambak dan diciumi sambil meremas-remas toketku yang menegang.

“Kamu udah jadi budakku! Kamu harus nurut!”

Sekarang dia meraih tas plastik hitam yang tadi dibawa.

Ada kain panjang berwarna hitam lalu dia lilitkan dikepalaku, menutupi mata.

Sekarang aku ngga bisa lihat apapun.

Lalu terdengar bunyi sesuatu yang dikeluarkan dari tas plastik. Aku ngga tau apa itu. Om cuma tertawa pelan.

Benda itu mengeluarkan suara getaran.

Zzzzzz zzzzz zzzzz

Ahh! Tidaaakk!! Itu pasti vibrator!

Kukerahkan tenaga ku untuk melepaskan tali yang mengikat dan tiba-tiba vibrator itu berada di bibir vagina. Bergetar di klitorisku, ditekan dengan kuat disitu dan akhirnya aku orgasme.

Om tertawa melihatku orgasme karena vibrator itu. Lalu dia masukkan kedalam vaginaku. Speednya pun bertambah makin cepat. Vaginaku dikocok dengan vibrator. Sensasinya memang luar biasa apalagi kalau dilakukan dengan cepat.

“Mmmmhhh!!! Mmmhhh!!”

Eranganku tidak terdengar jelas saat vibrator itu dicopot dan diletakkan di penjepit jemuran yang kini menjepit pentilku. Lalu dimasukkan lagi ke vaginaku.

Tak lama kemudian aku pun orgasme. Kakiku mengejang dan tubuhku ahirnya terkulai lemas. Namun om tetap membiarkan vibratornya didalam vaginaku

“Tenang Vi sayang, aku akan menaruh vibrator ini selama 5 jam di dalam memek kamu.”

“Aahh!!! Ngga!!! Ngga mau!!! Dasar bajingan!!! Sialan!!!”

Walau suaraku tidak terdengar jelas, aku yakin om tau perkataanku.

Namun dia diam saja disampingku sambil meraba toketku.

Terdengar suara plastik diambil, sepertinya om mengambil sesuatu lagi didalam situ.

“Vi, aku masih punya 1 lagi nih!”

Ternyata masih ada 1 lagi vibrator. Lalu dia nyalakan dan dia tempelkan vibrator itu di penjepit jemuran yang kini menjepit pentilku.

Aku rasakan sensai geli dan sakit secara bersamaan.

“Gimana, Vi? Yang ini pasti lebih enak.”

Tak lama kemudian aku orgasme hebat karena vibrator dalam vaginaku. Dan itu berlangsung selama 5 jam. Entah berapa orgasme yang kudapatkan, pastinya lebih dari 10 kali.

Sudah jam 5 subuh. Om melepaskan penutup mataku. Kulihat dia telanjang dengan penis yang tegak.

“Vi, om udah napsu banget dari 5 jam lalu waktu om siksa kamu. Sekarang gantian ****** om yang masuk situ yah.”

Kontolnya dimasukkan maju mundur dengan gerakan cepat, dihentakkan dalam-dalam dan jarinya memainkan klitorisku. Aku pasrah karena tak ada lagi tenaga yang tersisa.

“Aahhh, Viiiii, om mau keluar nihhhh… Aaaahh…”

Lalu buru-buru dia cabut penisnya dan dilepaskan celana dalam yang menyumpal mulutku. Dia masukkan dalam-dalam penisnya yang berdenyut itu. Cairan hangat menyembur ke dalam kerongkonganku. Aku sampai tersedak karena banyak sekali peju yang dikeluarkan.

Ngga semuanya aku telan, ada yang aku keluarkan karena aku mual. Lalu om membasuh mukaku dengan pejunya yang tumpah dari mulutku.

Penisnya yang masih belepotan peju dilap ke toketku. Dia tersenyum puas. Puas karena sudah semalaman mengerjai aku.

“Makasih ya, Vi sayang…”
Lalu dilepaskan tali yang mengikat tangan dan kakiku. Setelah vibrator tsb diambil, dia pergi begitu saja dari kamar.

Dan kini sudah 3 tahun aku tinggal bersama mereka. Aku pun memutuskan untuk kuliah di Bandung. Kelakuan bejat om ku selama ini sepertinya tidak diketahui oleh tanteku. Om menyayangkan keputusanku untuk kuliah di Bandung. Dia bilang kalau aku memutuskan untuk kuliah di Jakarta, dia mau membantu biaya kuliahku. Cih! Aku tau betul maksud kata-katanya itu. Tapi keputusanku sudah bulat.

Kini aku kuliah di Bandung, di kampus incaranku. Kebetulan juga aku mendapat beasiswa disini. Hal-hal yang terjadi di masa lalu membuatku tegar dan menjadikan ku orang yang berbeda. Kini aku menjadi liar untuk urusan seks. Aku suka sekali menyiksa pasangan seksku. Mendengarkan jeritan dan melihat ekspresi ketakutan mereka membuatku semakin bergairah. Jadi, inilah aku yang sekarang…

Tamat

Itil Service
News Online Itil