Karena Hutang Janda Muda Digauli Bos Part 1

News Online Itil

Cerita Sex Karena Hutang Janda Muda Digauli Bos Part 1 – Kali ini Aku akan menceritakan Cerita Sex Janda Binal yang rela dicumbu oleh atasannya demi melunasi hutang. Mau tahu kelanjutan ceritanya? Langsung aja yuk baca dan simak baik-baik cerita dewasa ini.

Aku sudah menjanda 2 tahun lamanya akibat sudah tdk ada kecocokan da nada konflik yg tdk terselesaikan oleh mantan suamiku, aku dulu sangat saying dengan suamiku tapi selang 1 tahun perilaku suamiku menunjukan watak aslinya, ia sukamaen tangan kalau sedang marah.

Perkenalkan nama saya Santi saat menjada aku berumur 26 tahun aku mempunyai 1 orang anak dari mantan suamiku. Keseharianku aku selalu menggunakan jilbab yg penting sopan yg menutupi setengah dari dadaku.

Cerita Sex Karena Hutang Janda Muda Digauli Bos Part 1
Cerita Sex Karena Hutang Janda Muda Digauli Bos Part 1

Cerita Sex Suamiku tdk pernah memberiku nafkah, karena dia seorang pengangguran. Secara umum, ia bukan laki-laki yg bertanggung jawab. Pada akhirnya, ia pun menceraikanku, setelah berselingkuh dengan wanita lain.

Pada saat itu aku sedang mengandung anak hasil perkawinanku denganya. Kekalutan yg kualami akibat perceraian itu membuatku mengalami depresi selama beberapa bulan, hingga akhirnya aku menyadari bahwa aku harus bangkit.

Perlahan-lahan akupun mulai bangkit, dan melupakan perceraian tragis yg menimpa diriku. Aku ingat, bahwa aku harus menghidupi anaku. Akupun pun bekerja pada sebuah biro konsultasi psikologi, mengingat aku adalah sarjana psikologi. Bisa dikatakan, penghasilanku hanya pas-pasan untuk menghidupi diriku dan anaku.

Pada saat ini, anaku, yg berusia 4 tahun kutitipkan pada neneknya di kota Y. Sedangkan aku sendiri bekerja di kota S, sebuah kota di jawa tengah. Di kota tersebut aku tinggal di kamar kost sederhana. Setiap akhir pekan aku mengunjungi anaku di rumah neneknya.

Banyak pria yg mengatakan bahwa aku memiliki wajah yg cantik dan keibuan. Dengan balutan jilbab yg selalu ku kenakan, aku menjadi Nampak anggun di mata para pria. Di samping itu, tak ada tanda-tanda bahwa aku adalah seorang ibu beranak satu.

Banyak yg mengagnggap aku masih gadis. Tinggi badanku adalah 165 cm. Ukuran payudaraku tdklah besar, hanya 32 B, akan tetapi, pantatku bulat, padat dan membusung. Walaupun sudah beranak 1, aku memiliki perut yg datar.

Hal ini tercapai karena ku memang rajin berolah raga. Tak heran, meskipun statusku janda beranak 1, masih banyak pria yg mengharap cinta dariku. Akan tetapi, pada saat itu, aku belum berfikir untuk menjalin hubungan yg serius dengan seorang priapun.

Hal ini disebabkan karena masih ada sisa-sisa trauma akibat perceraian yg menyakitkan tersebut. Aku memiliki pandangan bahwa semua pria adalah pendusta. Untuk apa aku menikah lagi kalau hanya untuk bercerai lagi.

Sudahlah…aku sudah merasa hidup bahagia sebagai single parent. Tak dapat kupungkiri bahwa aku merindukan pelukan pria. Tentu saja, karena aku pernah merasakan manisnya seks, maka akupun seringkali merindukanya.

Hingga saat ini, aku masih kuat untuk menahan hasrat itu, sehingga aku tdk terjerumus dalam seks bebas. Di samping dalam rangka menjaga norma dan keyakinan yg aku anut, Aku juga harus menjaga imej ku sebagai seorang wanita berjilbab yg selalu berpakaian rapih dan sopan.

Sejujurnya, aku seringkali bermasturbasi untuk mengurangi hasrat seksku tersebut. Heranya, semakin sering ku bermasturbasi, keinginanku untuk disetubuhi oleh pria justru semakin menggebu-gebu.

Masturbasi hanya mengurangi hasratku untuk sementara, hanya pemuasan kebutuhan biologis semata, namun kepuasan psikologis tdklah aku dapatkan. Adapun alat yg sering ku pakai untuk bermasturbasi adalah buah mentimun. Uhhh…sungguh beruntungnya buah mentimun itu…

Sementara para pria yg menghrap cinta padaku saja belum ada yg berhasil menikmati jepitan lubang di pangkal pahaku, tapi buah mentimun silih berganti telah menyodok berkali-kali. Terkadang diam-diam aku melakukan masturbasi sambil menonton film porno di kkomputerku ketika di kost sendirian.

Dengan status jandaku, tentu saja ada beberapa pria yg menganggap diriku adalah perempuan gampangan, yg butuh dibelai. Dengan demikian, ada beberapa pria yg sering melakukan perilaku yg menjurus pada pelecehan seks, dari verbal hingga pada sentuhan fisik.

Salah satunya adalah bosku, seorang cina, yg sekaligus pemilik dari biro konsultasi tempatku bekerja. Dengan pura-pura tdk sengaja, ia terkadang meremas pantatku atau teteku. Aku sebenarnya risih dengan hal itu, dan tdk krasan untuk bekerja di situ.

Ia seakan tdk peduli bahwa aku adalah seorang wanita berjilbab yg selalu sopan dalam berpakaian dan berperilaku. Ia bahkan pernah menempelkan k0ntolnya di belahan pantatku ketika aku sedang membungkuk, karena membetulkan mesin printer di kantor.

Aku terkejut, karena di sela-sela pantatku terasa ada batang keras yg menekan. Aku pun lalu segera menghindar. Aku tdk bias marah padanya,karena aku masih berharap untuk bias bekerja di biro miliknya tersebut.

Aku hanya menampilkan ekspresi muka tdk suka, sambil pipiku memerah karena malu. Ia hanya tersenyum mesum sambil pergi berlalu. Ia Nampak paham sekali bahwa aku memang sedang butuh untuk terus bekerja di bironya.

Sunguh aku sangat benci dan jijik dengan perilaku bosku tersebut. Bosku tersebut seorang pria Cina berusia 40 tahunan. Ia telah berkeluarga, dan keluarganya tinggal di luar Jawa. Namanya Om Roby. Ia memiliki tinggi 160 cm, dengan badan yg agak gemuk perut yg buncit. Ia Nampak gempal.

Pada suatu hari, aku menerima kabar dari ibuku yg tinggal di kota Y, bahwa anaku sakit keras, hingga harus opname. Bahkan dokter menyatakan bahwa anaku harus dioperasi secapatnya, kalau tdk, bias fatal.

Untuk biaya operasi tersebut butuh uang sebanyak lima juta rupah. Orang tuaku menyatakan bahwa mereka telah kehabisan dana untuk biaya pengobatan anaku. Sementara, aku sendiri sudah kehabisan uang karena kini sudah tanggal tua.

Uang hanya cukup untuk menyambung hidup beberapa hari. Aku pun bingung, harus mendapatkan uang darimana lagi. Masih banyak hutangku pada kawan-kawanku, sehingga aku segan untuk berhutang lagi pada mereka. Satu-satunya yg bias aku lakukan adalah mengeluh pada Om Roby.

News Online Itil

Tapi aku merasa ngeri, karena itu berarti memberinya kesempatan untuk melecehkanku secara seksual. Aku pun menjadi ragu. Akan tetapi, karena aku sudah sangat panic, akhirnya aku beranikan diri untuk mengungkapkan hal itu pada Om Roby.

Dengan perasaan tdk karuan, aku memberanikan diri untuk menuju ruang Om Roby. Saat itu, aku mengenakan jilbab warna pink sepanjang lengan, dengan baju kurung yg sewarna, serta rok panjang hitam dari bahan kain yg lemas. Dengan demikian, celana dalamku agak tercetak di permukaan luar roku.

Tok…tok..tok..tok…suara ketukanku di kamar kerja Om Roby

“Masuk”…..aku dengar suara Om Roby berseru dari dalam ruangan

Aku pun membuka pintu. Om Roby yg sedang duduk di belakang meja kerjanya menatapku dengan tatapan mesumnya, yg seolah menelanjangi tubuhku.

“silahkan duduk”, katanya mempersilahkanku untuk duduk

“Ada apa cah ayu?….dia bbertanya padaku dengan nada menggoda..

Sambil menunduk, akupun pun mengatakan keperluanku pada Om Roby sambil terbata-bata…

“Mmmaaaff Om, anak saya sedang sakitt kerass…

Keringat dinginku mulai mengucur….

Terus??? Om Roby bertanya dengan nada sedikit ketus..

“Mmaksud saya, saya mau pinjam uang sama bapak??”…Unntuk pengobatan anak saya”

Saya sudah tdk ada uang…

Ketika aku berkata seperti itu, Om Roby hanya mengangguk-amgguk dengan tatapan melecehkan.
“ Vinai, dengan berat hati saya katakana ke kamu, kalo saya tdk ada uang yg bias saya pinjamkan ke kamu…?”

“Tolongkah saya Om, anak saya sakit.. berikan saya lima juta rupiah saja…nanti bias dipotong gaji saya”…kataku menghiba..Air mataku mulai mengalir dari sudut-sudut mataku..

“Kamu tau kan, biro ini sedang kekurangan modal”, kata Om Roby dengan datar dan tenang.. “jumlah klien kita semakin sedikit”, “makanya pemasukan ke biro juga sedikit..”

“Ya sudahlah, aku bisa usahakan uang itu”…kata Om tan…

Kemudian ia membuka laci mejanya dan mengeluarkan beberapa gepok uang 50ribu rupiahan. Ia pun memberikanya padaku. Setelah dihitung, ia telah memberikan uang padaku sebanyak 6juta rupiah, lebih banyak dari harapanku.

Om Roby berkata, Uang itu boleh kamu pinjam dulu..Kamu nggak usah mikirin ntar gimana ngembalikanya…Udah,cepet, kamu bawa pulang..kamu tunggu anak kamu sampe operasinya selesai…kamu boleh libur…

Dengan perasaan senang dan rasa terima kasih yg tdk terkira, aku pun berpamitan dengan Om Roby dengan menyalami tanganya.. Aku pun bersyukur, operasi anaku berjalan dengan lancer. Setelah itu, aku kembali bekerja di kantor Om Roby. Semenjak itu, Om Roby semakin menjadi-jadi dalam melecehkanku secara seksual.

Karena hutang budiku padanya,aku pun tak bias berbuat apapun selain pasrah dengan perlakuan Om Roby. Setiap kali berpapasan denganku, ia tak akan membiarkan pantatku lolos dari jamahanya.

Seringkali, ia mengejutkanu dari belakang dengan cara meremas pantatku. Aku hanya bias menjerit kecil. Semakin lama iapun semakin berani untuk menjamah tubuhku yg lain. Payudaraku dan pangkal pahaku pernah diremasnya.

Yg aku heran,dia tetap paling suka meremas pantatku, walaupun ia sesungguhnya dapat dengan bebas untuk menjamahi payudara dan pangkal pahaku. Ketika aku sedang berdiri di dekatnya, ia mengakaku ngobrol sambil jarinya menelusuri belahan pantatnya.

Dengan perasaan malu aku ingin menghindari setiap perlakuanya, namun ku tak berdaya. Sungguh, aku merasa menjadi seorang perempuan murahan yg bias dinikmati oleh pria cina itu demi sejumlah uang. Sungguh kontras dengan penampilanku yg selalu berjilbab sopan ini.

Suatu ketika, seorang pesuruh kantor bernama Om Roby memberitahuku bahwa Om Roby memanggilku untuk dating ke ruanganya.

“Mbak, Om Roby manggil mbak ke ruangnya”

“Huh…ada apa lagi nih??”…tanyaku dalam hati…Pelecehan apa lagi yg kan aku terima???? Gumamku

“Mhhh….iya pak…Nanti saya ke sana…

“Cepet ya mbak”…Pak Roby minta mbak dating cepet….” Kata Om Roby sambil berlalu

“Iya…iya Om Tatang”…Kataku sambil tersenyum pada Om Roby..

Hari itu aku mengenakan jilbab warna krem yan menutupi dua bukit mungilku, dengan baju kurung dan rok panjang…Dengan gontai dan perasaan yg tdk tenang akupun dating ke ruang Om Roby.

“tok…tok…tok” ku ketuk pintu ruang Om Roby

“Masuk”…terdengar teriakan Om Roby dari dalam ruangan

Aku pun masuk, dan Om Roby mempersilahkanku duduk.

Dengan senyum jahat tersungging di bibrnya, ia menatapku dengan pandangan nafsu. Aku hanya menunduk dengan muka yg malu bercampur cemas.

“Mhhhhh, begini Vina…., saya Cuma mau informasikan ke kamu,kalau hutang kamu ke kantor sudah jatuh tempo…Kantor butuh uang itu segera.

Kamu bilang mw angsur hutang kamu,tapi sampai sekarang,sudah tiga bulan, kamu sama sekali belum angsur..Saya udah kasih kamu keringanan looo….” Om Roby berkata dengan nada serius.

Jantungku berdetak keras,memompa darahku cepat sekali.. Wah,cilaka…pikirku.. Aku jelas tdk mampu untuk membayar hutangku. Bahkan untuk mengangsur pun aku tdk mampu. Kini hutang itu telah ditagih.. Ohhhh…betapa malang nasibku, jeritku di hati.

“Mhhhh….mmaaf Om,saya belum mampu membayarnya…” jawabku terbata-bata…

“Kebutuhan saya banyak sekali, dan uang gaji saya saja tdk cukup”….

Tak terasa, air mataku mulai meleleh.

“Iya, saya tau…tapi masalahnya, kantor ini juga butuh biaya..Kan sudah aku bilang, kalau biro ini lagi seret…Klien kita semakin sedikit???” Suara Om Roby mulai meninggi…

Air matakupun semakin deras mengalir.. Tak sadar aku mulai sesenggukan. Dengan ujung jilbabku aku usap air mataku. Om Roby masih Nampak cuek, sambil sesekali meliriku. Sorot matanya menunjukan kelicikan..

“Hmmmmm….apapun kamu harus membayar hutang kamu”….

”Atau kita selesaikan saja secara hokum??”..Ancam Om …

Aku semakin panic dengan ancaman itu…

“Ssaya mohon jangan pak…”

“Saya pasti akan bayar…Saya masih punya anak pak….” Kataku tersedu-sedu…

“Trus, kamu mau bayar pake apa?”

“Kamu bilang nggak punya uang?”

“Beri saya waktu barang satu minggu, saya bias usahakan”….jawabku putus asa… Satu minggu pun aku tdk yakin akan mendapatkan uang sejumlah itu.

“Wah…wah…Aku meragukan kamu bakalan sanggup membayar”…Paling hanya menunda waktu…Gak ada gunanya”… “Saya nggak akan kasi keringanan lagi”

“Sssayaaa mohon ommmm”….aku berusah menahan tangisku agar tak semakin keras…

“Mhhhhh…baik…baik….” “Aku bias kasi kamu solusi”….”Supaya kamu bias lunasin utang kamu”

Aku agak lega mendengar ucapan Om …Aku memandanginya dengan pandangan bertanya..

“Mhhhhh…boleh tau pa solusinya Om?” ungkapku

“Kamu bias bayar hutangmu dengan tubuh molek kamu itu”…Kata Om Roby sambil melirik padaku dengan sorot mata birahi…

Bagai disambar petir…aku terkejut mendengar ucapan Om Roby..Aku kehabisan kata kata…

“Nggak,nggak mau”….jawabku sambil menangis

“Kamu bias apa….??Kalo kamu ngga bayar sekarang, ya diselesaikan lewat hokum. Aku akan laporkan kamu ke polisi”… Ancam Om Tan…Dia sungguh lihai mempermainkan perasaanku..

Aku merasa semakin putus asa.. Aku hanya bias menangis. Tangisku yg tertahan pun mulai keluar juga… Namun Om Roby tetap tak peduli.. Aku hanya tertunduk sambil menangis. Air mataku telah basahi jilbabku.

“Hehehe…lagian,kamu kan sudah lama jadi janda..Masa sih,ga kangen sama k0ntol??? Kamu puas,hutangmu lunas…Tawaran menarik kan?? Goda Om tan…

“Kamu tinggal ngangkang aja,biar memekmu disodok pke k0ntol-k0ntol lelaki birahi”…Dengan tubuh kaya kamu, gak sulit kok kamu dapet duit banyak..heheheh”…Apalagi yg jilbaban kaya kamu, pasti banyak peminatnya..

Tanpa ku sadar, Om Roby telah berdiri di sampingku, dan tanpa basa-basi, iapun menarik tanganku hingga aku berdiri. Aku ingin menolak dan lari, namun aku sadar bahwa aku tdk lagi punya kuasa. Bahkan pada diriku sendiri. Kini aku telah dikuasai oleh Om Roby. Aku hanya pasrah ketika ia menarik tubuhku hingga berdiri.

Dengan penuh birahi, Om Roby menariku ke dalam pelukanya. Dengan rakus Om Roby melumat mulutku dengan mulutnya. Tanganya menjamahi dua payudaraku yg masih tertutup jilbab itu.

Kurasakan perut buncit Om Roby menekan tubuhku. Mhhhh…..mphhhhhh….aku berusaha meronta,menghindari ciuman Om tan…namun mulutnya terus mengejar mulutku.

Dengan kasar dibaliknya tubhku hingga aku membelakanginya. Lalu ditekanya tubuhku hngga perutku menempel di tepi mejanya. Tanganku berpegangan pada meja agar menopang badanku. Kini aku dalam posisi agak membungkuk, dengan pantat yg membusung kea rah Om Roby.

Kini pantatku begitu bebas untuk dijamahinya. Dengan kasar ia meremas pantatku. Aku merasakan ada sesuatu yg menganjal di pantatku.. Ohhhh,ternyata itu adalah k0ntol pa Roby yg sudah mengang dan mengeras.

Sambil menggesek-gesekan k0ntolnya di pantatku, Om salah satu tangan Om Roby juga meremasi bongkahan pantatku yg montok dan padat itu, sedang tangan yg lain kini telah mencengkram salah satu payudaraku yg masih tertutup jilbab.

Jilbab itu menjadi kusut akibat remasan tangan Om Roby..Aku merasakan bahwa tangan Om Roby telah mulai menyusup masuk ke balik jilbabku yg menutup dadaku. Ia meremasi payudaraku dari balik baju kurungku.

Mhhhh….ahhhh….ohhhhh….jeritan-jeritan kecil terlontar dari mulutku ketika Om Roby menyentil ujung payudaraku dengan keras, sementara k0ntol nya yg masih berada di dalam celana itu menekan pantatku ke depan.

Tangan yg satunya kini telah meremas-remas pangkal pahaku..mulut Om Roby dengan rakus menggigit leherku yg masih tertutup jilbab warna krem itu, hingga Nampak basah bekas gigitan. Kepalaku yg tertutup jilbab krem itu hanya bias menggeleng-geleng, dan terkadang mengadah ke atas, setiap kali Om Roby menyodokan k0ntolnya ke pantatku..

Kini tangan Om Roby mulai menarik ritsleting baku kurungku yg ada di punggungku. Dengan termpil tanganya menurunkan baju bagian atas baju kurung itu, dan menyampirkan jilbabku ke pundak. Kini pundak dan punggung putihku pun terbuka.

Tak lama kemudian, aku merasa bahwa pengait braku di bagian belakang telah terbuka. Secara umum, bagian atas tubuhku telah setengah terbuka, dan dua payudara ku yg tak seberapa besar itu menggelantung di atas meja.

Dengan rakus Om Roby menciumi dan menjilati punggungku, hingga basah oleh liurnya. Kedua tangan Om Roby pun tak tak henti-hentinya meremas dan memilin dua putting mungilku yg berwarna coklat muda itu.

Ahhhhhhh…..udahhh…lama aku menunggu saat ini…bisik Om Roby di telingaku yg tertutup jilbab itu…

Mhhhh,ohhhhh….mhhhhhh…..desahku….

Walaupun aku telah lama tdk menikmati sentuhan pria, subgguh, aku tetap tdk bias menikmati perlakuan Om Roby itu. Aku justru merasa terhina, karena k0ntol seorang pria yg bukan suamiku kini sedang menggesek-gesek pantatku yg masih tertutu rok itu.

Selama ini hanyaalah mantan suamiki yg pernah menikmati bibirku, menghisap dua putingku yg sedang mengeras, dan menyodokan k0ntolnya di lubang surgaku yg basah.

Saat ini, seorang pria yg bukan suamiku dengan bebas dapat penikmati pantatku, dan tanganya dengan bebas memilin dan meremas putting payudaraku..Ohhh,betapa malang nasibku..

Bersambung. . .

Itil Service
News Online Itil