Ibu Guruku Bahan Masturbasiku

News Online Itil

Cerita Sex Ibu Guruku Bahan Masturbasiku – Kali ini Aku akan menceritakan Cerita Sex Terbaru ketika diriku menjadikan ibu guruku bahan masturbasi. Mau tahu kelanjutan ceritanya? Langsung aja yuk baca dan simak baik-baik cerita dewasa ini.

Perkenalkan namaku Agus, Aku seorang siswa SMA negeri terkenal yang ada di kotaku. Saat ini aku duduk di bangku kelas 3 jurusan IPA. Memasuki tahun 2007 berarti persiapan untukku agar lebih giat belajar untuk menghadapi ujian akhir.

Aku sadar aku orangnya tidak begitu pandai, karena itu aku selalu mencari cara agar para guru bisa membantuku dengan nilai Cara yang kugunakan adalah selalu mengajukan diri untuk menjadi kordinator pelajaran di sekolah.

Cerita Sex Ibu Guruku Bahan Masturbasiku
Cerita Sex Ibu Guruku Bahan Masturbasiku

Oke Sex Pengalaman menjadi kordinator di kelas 3 inilah yang membawaku ke pengalaman yang tak akan bisa terlupakan seumur hidupku. Mulanya aku biasa-biasa saja ketika mendengar aku terpilih menjadi kordinator pelajaran pendidikan Pancasila

Namun lama-lama aku merasa senang atas terpilihnya aku sebagai kordinator mata pelajaran itu karena ternyata bu Yayuk lah yang kembali mengajar kelasku. Ya, bu Yayuk adalah guru pancasila saat aku kelas dua. Di kelas dua, bu Yayuk sering jadi bahan omongan teman laki-laki ku.

Bagaimana tidak, meja guru yang menghadap ke arah murid-murid, di depannya biasanya tertutup, sehingga kaki guru tidak terlihat dari arah murid, tapi lain di kelasku mejanya depannya tidak tertutup, jadi setiap guru yang duduk selalu kelihatan kaki dan posisi duduknya.

Diantara semua guru, bu Rosa, bu Retno, bu Tina dan guru yang lain, mereka semua sadar akan keadaan meja di kelasku itu dan tau bagaimana cara duduk di kursi itu, hanya ada satu guru yang tak sadar akan hal itu yaitu bu Yayuk mutmainah. Beliau selalu mengajar sambil duduk dan memberikan pelajaran mengenai moral pancasila.

Bu Yayuk tidak sadar, jika duduk dia selalu agak mengangkang dan setiap ada jam pelajaran bu Yayuk anak laki-laki selalu memaksa untuk duduk di depan agar bisa lebih jelas melihat paha bu Yayuk dan mengintip celana dalamnya yang berwarna krem.

Mereka diam-diam mengambil foto selakangan bu Yayuk dari bawah meja dengan Handphone, namun hasilnya selalu gelap. Aku pun termasuk salah seorang dari mereka yang selalu nafsu ketika lihat paha bu Yayuk.

Usia bu umum 42 tahun, dari logat bicaranya, beliau kayaknya orang sunda. Kulitnya putih udah agak keriput dan kemerahan. Ketika tidak memakai make-up, malah membikin nafsu teman-temanku. Karena kulitnya kelihatan mengkilat.

Kembali ke ceritaku, dengan menjadi kordinator pelajaran pendidikan Pancasila aku pun semakin sering bertemu dengan bu Yayuk. Dan aku selalu mencari cara agar aku bisa menarik perhatiannya. Di sisi positifnya aku jadi rajin membaca hal-hal soal moral dan pancasila. Aku berusaha mencari-cari pertanyaan untuk sekedar mencari perhatian bu umum.

Semua kulakukan supaya bisa lebih dekat dengannya. Jika sedang berbicara dengan bu Yayuk, kulihat dari dekat kulitnya yang putih agak berbintik kemerahan dan keriput disana sini. Pantas saja bu Yayuk selalu memakai bedak karena untuk menutupi kulitnya yang mengkilat dan berminyak. Namun dengan wajah polos tanpa make up semakin membuatku bernafsu, karena pikiran ku udah terkotori dengan pengalamanku saat masih kelas dua.

Sebisa mungkin kubuat bu Yayuk untuk selalu berpikiran kalau aku itu murid yang sangat tertarik dengan apa yang diajarkannya. Walaupun sebenarnya tujuanku adalah untuk lebih dekat dengan dirinya.

Suatu hari aku sengaja bertanya pada bu Yayuk apakah aku boleh meminjam buku mengenai nasionalisme yang sering bu Yayuk ceritakan padaku. Bu Yayuk pun memperbolehkannya, “Boleh saja kalau mau ambil di rumahku”. Dan akhirnya berhasil juga trikku. Bu Yayuk pun memberikan alamat rumahnya yang berada di Perumnas dekat SMA Dua di kotaku.

Malamnya aku tak bisa tidur, karena memikirkan rencana setelah aku sampai ke rumah bu Yayuk. Semoga aja suaminya tidak ada di rumah. Esoknya aku akan ke rumah bu Yayuk sepulang dari sekolah, dan yang lebih menyenangkan ketika kudengar suami bu Yayuk yang bekerja sebagai PNS di departemen pendidikan daerah, pulang sekitar jam dua sampai jam empat.

Sepulang sekolah aku langsung menuju ke rumah bu Yayuk. Saat aku sedang menyetop angkot tak disangka ternyata bu Yayuk juga sedang menunggu angkot.

“Siang bu” sapaku.

“kamu, Gus, mau ke rumah ibu ya? ya udah kita bareng aja sekalian”, kata bu Yayuk.

aku sangat senang sekali, bisa pergi seangkot sama bu Yayuk. Aku duduk bersebelahan dengan buYayuk di kursi depan angkot samping supir. Pahaku bergesekan dengan pahan bu Yayuk yang mulus, kontolku pun langsung tegang. Lalu tasku ku gunakan untuk menutupi kontolku yang mengeras.

Diperjalanan bu Yayuk banyak cerita tentang keluarganya dan terkadang dia menanyakan tentang keluargaku. Aku menjawab dengan jawaban bohong, bahwa aku sudah lama tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu, karena aku hidup terpisah. Lalu aku bilang makanya aku senang kalau ngobrol sama bu Yayuk karena aku merasa bisa mendapatkan kenyamanan, bu Yayuk sudah kuanggap ibu sendiri.

Bu Yayuk pun jadi terharu dan memegang tanganku. Bu Yayuk senang mendengarnya lagian menurutnya aku adalah anak yang baik. Dalam benakku, “aku memang anak yang baik, yang siap memuaskan ibu”. KOntolkusaat itu sampai mengeluarkan cairan dan tembus sampai luar celana.

Dua puluh menit kemudian, sampailah kami di rumah bu Yayuk. Dan ternyata benar suami bu Yayuk belum sampai rumah. Takada seorangpun di rumah beliau. Lalu aku dipersilahkan duduk di ruang tamu.

“Tunggu sebentar ya..ibu mau ganti baju dulu”. kata beliau

“Waow..Ganti baju??!” dalam benakku

Ingin sekali aku mengintip beliau saat ganti baju. Aku jadi deg-degan, mataku mengikuti kemana arah bu Yayuk pergi. Beberapa menit bu Yayuk keluar lagi tapi belum jadi ganti baju karena masih memakai baju gurunya sambil membawa buku. Ternyata hari itu belum saatnya untukku, tapi inilah awal dari pengalaman yang sebenarnya.

News Online Itil

Sejak itu aku jadi sering main ke rumah bu Yayuk dan kenal dengan keluarganya. Untuk tambah menarik simpati bu Yayuk aku pun mengarang cerita lagi, aku pura-pura menangis sedih karena frustasi ayahku mau menikah lagi dan aku tidak menyetujuinya. Karena itu ayahkujadi marah padaku dan mengusirku dari rumah.

Bu Yayuk pun jadi sangat bersimpati dan kasihan padaku, waktu aku cerita itu di rumah bu Yayuk sedang tidak ada orang sama sekali kecuali aku dan bu Yayuk. Saat itu bu Yayuk hanya memakai daster dan tanpa make up duduk disampingku sambil mengelus pundakku.

Dengan sengaja aku menyentuh pinggiran toket bu Yayuk. Akhirnya aku dapat mencium aroma harum tubuh bu Yayuk. lalu dia memelukku dan seketika itu aku langsung menyandarkan kepalaku di pundak bu Yayuk. dan lagi aku bisa menghirup aroma lehernya.

Lalu aku memberanikan diri untuk mencium lembut pipi bu Yayuk. sambil berkata “maaf bu aku melakukan semua ini karena aku merasa nyaman bila dekat dengan ibu”. Dan bu Yayuk menjawab tidak apa-apa Gus. Akupun semakin berani untuk mencium pipinya lagi, dan kali ini lebih dekat dengan bibirnya.

Bu Yayuk diam dan terus masih memelukku sambil mengelus punggungku. Apakah bu Yayuk terasa bahwa batang kontolku yang sudah mengeras kutempelkan di pahanya. Ku coba menggesekan pelan batang kontolku ke pahanya.

Bu Yayuk mungkin tahu. Tapi dia diam saja. Ku elus pipinya, sambil aku dekatkan mulutku ke mulutnya sambil berkata “Ibu…”, mulut bu Yayuk tidak terbuka, beliau tetap terdiam.

Bersamaan dengan itu, aku gesek-gesekkan terus batang kontolku ke paha bu Yayuk. Kami berdua duduk di sofa. Bu Yayuk tahu aku sedang apa dan dia tetap diam saja, membiarkan ku beronani di paha dan bibirnya sebagai media masturbasiku.

Terus dan terus aku gesekkan batang kontolku, bu Yayuk nampak memejamkan mata dan tetap diam. OOh para pembaca, wajahnya aku ciumi dengan leluasa, nafasnya aku hirup, dan pahanya yang mulu dan lembut aku gesek-gesek dengan batang kontolku, gesek terus.. ooohhhhh..terus… Dan akhirnya ooohhh.. Cepat sekali aku ejakulasi.

Aku pun lemas sambil memeluk ibu Yayuk yang posisinya hampir setengah tertidur di sofa akibat aku tekan terus. Bu Yayuk pelan-pelan berkata,

“Sudah Gus..? hmmm?”, kata bu Yayuk pelan dan terdengar sayang sekali padaku. Aku minta maaf sekali lagi dan bu Yayuk bilang ia mengerti.

Tentunya setelah kejadian itu hubunganku dengan bu Yayuk bertambah dekat, sampai sekarang ini.. Suaminya dan teman-temanku tidak mengetahui hubunganku dengan bu Yayuk.

Walaupun aku belum sampai berhubungan intim denganya, namum bu Yayuk selalu mengerti dan bersedia menjadi obyek masturbasiku, dengan syarat pakaian kami masih kami kenakan, bu Yayuk hanya menyediakan pahanya dan memperbolehkan aku menindihnya dan menggesek-gesekkan batang kontolku di pahanya sampai aku klimaks.

Itil Service
News Online Itil