Bu Dokter Cantik Seorang Janda Part 2

News Online Itil

Cerita Sex Bu Dokter Cantik Seorang Janda Part 2 – penisnya seperti berdenyut-denyut di dalam liang senggamaku sedangkan nafasnya seperti ditahan-tahan. Mungkin Yanto akan ejakulasi ? Memikirkan hal itu, aku menjadi tambah bergairah menuju orgasmeku yang kedua.

“Lan… Lani…sepertinya aku sudah akan keluarrrr …. “ Kata Yanto dengan sedikit tertahan “T…ttung…ggguu sebentar lagi To …. Lani juga sss … sudah …hhhaampir dapppatt lagi” Aku berharap bisa orgasme barengan pada saat Yanto ejakulasi, saat itu tangan kananku sudah kupakai menggesek-gesek klitorisku sendiri.

“Ahhhhh …” aku menjerit tertahan saat Yanto mencabut tangannya dari liang duburku Yanto sekarang memakai kedua tangannya itu untuk menahan pinggulku sambil menekan-nekankan penisnya yang berdenyut makin kencang. “LANIIIIII …ga bisa aku tahan lagi …. aaaarrkkkkhhhhhhhhhhhhhhhh” Yanto mengerang tertahan saat ejakulasi SSSSSRRRRTTT….SSSSRRRTTTT….SSSSRRRRT…cccrrtt…cccrr r…cccrrtt…

aku merasakan ada tiga kali semburan kuat dalam liang senggamaku diikuti belasan semburan kecil. Semburan air mani yang hangat akhirnya membuat aku juga segera mendapatkan orgasmeku yang kedua. “Yantooo…. Nikmat sekali ….aaaakkkkhhhhh ……duuuuhhh …. benar benar kamu nikmat” aku mulai meracau dengan suara pelan karena sudah sangat lemas.

Cerita Sex Bu Dokter Cantik Seorang Janda Part 2
Cerita Sex Bu Dokter Cantik Seorang Janda Part 2

Cerita Sex Walaupun penis Yanto masih terasa keras setelah ejakulasi, badanku sudah terlalu lemas untuk bisa menahan tubuhku sendiri dalam posisi menungging. Aku pasrah saja ketika Yanto membalikkan badanku tanpa melepaskan penisnya dari tubuhku. Walaupun kami bersetubuh cukup lama, tapi tidak banyak keringat yang keluar dikarenakan udara Lembang yang cukup sejuk, tapi aku lihat tubuh Yanto tetap agak berkilat oleh keringatnya sendiri.

Kami kemudian berciuman dan berpelukan lagi dengan mesra, tidak pernah terlintas dalam pikiranku sampai pagi tadi sebelum berangkat ke sini bahwa aku akan bersetubuh dengan sahabat dekatku sendiri. Tapi aku hampir tidak ada rasa menyesal telah melakukannya, padahal waktu aku pertama kali disetubuhi dosen pembimbingku ada rasa menyesal yang cukup dalam. “Lani, kamu bisa menikmatinya sayang ?”

Yanto berbisik di telingaku “Enak sekali To, baru kali ini aku merasakan nikmat yang luar biasa ” Jawabku dengan lembut “ Terima kasih ya To” Yanto membalasnya dengan kembali memangut bibirku dengan lembut di sisi lain aku merasakan Yanto mulai menggerakkan penisnya maju mundur lagi walaupun masih dengan perlahan. Saat itu aku sudah sangat kelelahan dengan persetubuhan dua babak tadi sehingga tidak siap untuk melanjutkan ke babak berikutnya.

“To, aku udah kecapean sekarang … kalau kamu masih mau lagi, kita lanjutkan setelah aku istirahat sebentar. Boleh kan ya sayang ?” Aku coba menolak Yanto melanjutkan niatnya dengan sehalus mungkin. Yanto rupanya bisa mengerti dan menghentikan gerakan penisnya, sebagai gantinya aku melakukan kontraksi pada otot-otot vaginaku untuk “meremas-remas” penis Yanto yang masih keras saja sampai sekarang walaupun sudah berejakulasi.

Dia kelihatannya sangat menikmatinya sampai akhirnya berejakulasi lagi walaupun semprotannya jauh lebih lemah dan lebih sedikit dari yang pertama. “Uuuuuuuuhhhhhh ….” Aku kembali melenguh saat Yanto menarik penisnya yang mulai melunak. Kami kemudian melanjutkan obrolan kami tanpa mengenakan pakaian dulu, tapi aku tetap menutup badanku dengan selimut yang disediakan dekat perapian karena walau bagaimanapun aku masih ada sedikit perasaan risi bertelanjang bulat di depan sahabat laki-lakiku.

Yanto ternyata sangat kaget waktu mengetahui aku tidak memakai kontrasepsi dan sangat menyesal sudah mengeluarkan spermanya di dalam tubuhku. Aku coba tenangkan dirinya bahwa akulah yang menginginkan dia berejakulasi di dalam tubuhku, lagi pula selama ini baik mantan suamiku maupun dosen pembimbingku selalu mengeluarkannya di dalam dan aku hanya bisa hamil di tahun pertama pernikahan kami.

Aku juga ceritakan bahwa baru dengan Yanto aku bisa dua kali mengalami orgasme dalam sekali bersetubuh sampai aku merasa kepayahan, padahal sebelumnya hanya kadang-kadang saja bisa sampai orgasme. Yanto bilang bahwa dia selalu berusaha mendahulukan pasangan-pasangannya mendapat orgasme duluan, minimal sekali, sebelum dia berejakulasi. Waktu aku balik tanya memangnya sudah pernah meniduri berapa wanita, dia hanya nyengir saja.

Sekejap ada perasaan cemburu mengetahui bahwa aku bukan perempuan satu-satunya selain istrinya yang dia tiduri, tapi aku berusaha redam perasaan itu karena tujuan hubungan kami bukan seperti itu. Yanto kemudian memintaku untuk bersedia melakukan variasi hubungan anal dengannya, aku sempat kaget dan menolak permintaannya.

Apalagi bila mengingat sakitnya liang duburku waktu dia memasukkan jari tangannya, apalagi kalau penisnya yang besar dan keras itu ? Tapi waktu aku melihat pandangan memohonnya, hatiku menjadi luluh dan bilang ke dia bahwa aku tidak mau sering-sering melakukannya karena takut bentuk anusku berubah drastis. Kami kemudian sempat tertawa-tawa waktu membahas tentang peristiwa tertangkap basah oleh Mamang penjaga rumah sedang bersetubuh secara langsung akibat lolongan dan jeritan erotisku.

Aku i memang dikenal oleh orang lain sebagai orang yang kalem sehingga kalau sampai menjeri-jerit tentu saja akan mengagetkan mereka. Aku yakinkan Yanto bahwa akan bisa mengatasi Mamang penjaga rumah supaya tidak menceritakan kejadian ini kepada keluargaku atau orang lain. Aku cuma menyesal Mamang itu sudah melihat tubuh telanjangku dalam posisi dan ekspresi yang sangat merangsang pikiran laki-laki.

Setelah hampir dua jam beristirahat, aku berkata kepada Yanto bahwa aku belum melihat bentuk persisnya penis dia saat ereksi karena ketika tadi sedang ereksi hampir selalu berada dalam vaginaku. Yanto balas menjawab bahwa dia juga tidak sempat memperhatikan dengan teliti bentuk vaginaku, oleh karena itu dia mengajak aku untuk langsung melakukan foreplay saja dengan posisi 69. Dengansedikit tersipu aku sempat balik bertanya tentang apa yang dimaksud posisi 69 karena soal teknik seks aku sangat awam.

Akhirnya kami mulai melakukan posisi 69 itu dengan aku berada di atas karena benar-benar ingin melihat biangnya rasa nikmatku tadi. Ternyata memang diameter penisnya Yanto sangat besar saat ereksi walaupun biasa saja panjangnya. Tetapi yang istimewa adalah tonjolan urat-urat pembuluh darah yang mengelilinginya sepeti ulir sekrup yang membuat gesekan pada dinding vaginaku lebih terasa nikmat.

Tak lama kemudian kami mulai bergumul lagi dengan berahi yang lebih panas karena melakukannya dengan kesadaran penuh bukan lagi karena reaksi spontan seperti sebelumnya. Aku mengambil posisi di atas dia sehingga bisa mengendalikan bagian mana saja dari liang senggamaku yang ingin di sentuh penisnya. Sedangkan Yanto sendiri selain meremas buah dadaku dan menghisap putingnya, juga mempermainkan kelentitku dengan jari-jarinya.

Akhirnya aku mencapai orgasme pertama yang sangat nikmat sekaligus lelahkan untuk babak ke dua ini. Yanto kemudian menagih janjiku untuk berhubungan secara anal sesaat setelah orgasme pertamaku, sehingga aku kembali dalam posisi menungging. Sekarang penis Yanto langsung masuk ke liang duburku setelah dibasahi dulu dengan cairan vaginaku yang menetes. Aku benar-benar merasa kesakitan yang luar biasa saat penisnya masuk ke dalam lubang duburku yang ototnya masih kaku.

Bahkan aku sempat menjerit jerit kesakitan sebelum akhirnya mulai merasakan nikmatnya hubungan anal bahkan bisa sampai mendapat orgasme walaupun tidak hebat penetrasi di vagina. Setelah orgasme keduaku pada anal, Yanto kembali menyetubuhiku secara konvensional sampai aku mencapai orgasme ketiga padahal Yanto belum juga mendapat ejakulasinya . Saat itu aku benar-benar sudah kepayahan menerima serbuanny sehingga akhirnya aku terpaksa memohon untuk berhenti karena vaginaku sudah seperti hampir mati rasa.

Dengan penuh pengertian Yanto menghentikan aktivitasnya walaupun terlihat ada rasa kecewa di matanya. Karena hari sudah menjelang malam, setelah beristirahat sebentar sambil berciuman, kami bersiap-siap untuk kembali ke Bandung. Sebelum pulang aku berwanti-wanti kepada Mamang penjaga rumah supaya tidak perlu bercerita tentang apa yang dilihatnya karena kami melakukannya sebagai orang dewasa yang saling membutuhkan dan saling suka satu sama lainnya.

Si Mamang bilang dia mengerti sebagai janda tentunya aku butuh laki-laki yang menemani saat kesepian. Dalam perjalanan pulang aku menawarkan ke Yanto untuk melakukan seks oral di mobil sambil berjalan sampai dia bisa ejakulasi. Aku menawarkan itu karena merasa bersalah telah menyia-nyiakan sahabatku yang telah memberikan kenikmatan yang bertubi-tubi ditambah beberapa petualangan seks yang sangat baru buatku termasuk juga petualangan kepergok Mamang yang mendebarkan.

Yanto tentu saja menyambutnya dengan antusias dan dia memintaku untuk melepas BHku supaya sambil di oral dia bisa membalas dengan permainan tangannya pada buah dadaku. Dengan nekat aku lalu mencopot BHku saat mobil berjalan yang artinya aku harus melepas kaosku dahulu sebelum melepaskan BHnya itu. Sebuah mobil sempat memberi lampu jauh saat aku bertelanjang dada, aku tidak tahu apakah pengemudinya sempat melihat kondisiku saat itu.

Dengan sabar aku mulai melakukan seks oral sedangkan Yanto mengemudikam mobil Audi A4 Triptroniknya hanya dengan satu tangan saja karena tangan kirinya dipakai untuk memainkan buah dadaku. Aku sempat bergurau bahwa penisnya dia sangat “yummie” sehingga tidak membosankan untuk dikulum dimulut atau digesek-gesek di vagina.

Sekarang aku mengerti kenapa Yanto mau bersusah-susah memainkan buah dadaku sambil mengemudi karena ternyata rangsangannya pada buah dadaku itu membuatku banyak melakukan gerakan spontan pada mulutku saat mengulum penisnya yang membuatnya merasa lebih nikmat. Walaupun aku sudah berusaha maksimal, tapi Yanto belum saja berejakulasi padahal sudah dekat rumahku.

Tepat ketika mobilnya sudah berhenti di depan pintu pagar rumahku, Yanto tiba tiba menekan kepalaku dengan kedua tangannya sampai batang penisnya amblas menyodok masuk ke kerongkonganku dan …. CRUT…CRUT…CRUT …CRUT … penisnya memuntahkan air mani yang sangat banyak yang terpaksa aku telan langsung ke perutku “Aaaaahhhh ….”

News Online Itil

Kudengar suara Yanto mengerang nikmat Aku coba berontak karena hampir tidak bisa bernafas, tapi Yanto hanya melonggarkan sedikit tekanan tangannya Crut …crut …crut …crut … masih ada beberapa semprotan lagi yang keluar dari penisnya berceceran di dalam rongga mulutku, malah ada beberapa yang menempel di bibir, pipi dan hidungku. Ketika aku bangun dari pangkuan Yanto, aku lihat si Bibi sedang membuka pintu pagar dan anakku menunggu di pintu garasi.

Dengan terburu-buru aku menyambar tisu yang disodorkan oleh Yanto yang sedang tersenyum nakal. Aku hanya sempat menghapus mukaku sekenanya karena takut anakku datang mendekat dan melihat penisnya Yanto yang tetap mengacung setelah ejakulasi. Saat aku turun dari mobil malah aku lupa membawa BHku yang ada di jok belakang. Waktu aku mencium anakku, dia sempat berkomentar kenapa mamanya lengket-lengket dan mulutnya rada ada bau amis.

Yanto memang memberiku banyak petualangan seks yang tidak pernah aku bayangkan sampai umurku yang bisa dibilang matang ini walaupun frekuensi pertemuan kami tidak terlalu sering. Aku hanya berhubungan badan dengan dia saat aku benar-benar membutuhkannya atau karena Yanto memang memintanya. Aku ingin tetap hubungan kami hanya sebagai sahabat karena hubungan persahabatanku dengan Yanto jauh lebih berharga dari pada kebutuhanku mencari pasangan hidup.

Setiap kali berhubungan badan aku selalu memaksanya untuk ejakulasi di dalam, aku tidak mau ejakulasinya di luar ataupun memakai kondom walaupun dia sangat khawatir karena merasa spermanya sangat subur. Akhirnya kekhawatiran Yanto terbukti karena kemudian aku hamil, bahkan sampai mencapai usia 10 minggu janin yang aku kandung. Asalnya aku tidak percaya sampai diperiksa oleh temanku sesama dokter dengan menggunakan alat USG.

Karena hubunganku dengan Yanto belum mencapai 3 bulan, berarti janin itu berasal dari hubungan seks kami yang awal-awal. Dengan umur kandungan yang sudah besar, akhirnya aku minta tolong temanku untuk merekomendasikan dokter koleganya di luar kota untuk membantu menggugurkannya. Aku tidak mau di kuret di kotaku karena dapat menimbulkan kehebohan besar.

Dengan pengalaman ini akhirnya aku berinisiatif pasang IUD sehingga Yanto tetap bisa leluasa berejakulasi di dalam tubuhku seperti keinginanku. Petualanganku denga Yanto akhirnya terhenti setelah dua tahun ketika ada dokter yang melamarku dan memboyongku ke luar kota. Bukannya aku tidak ingin setia pada suamiku yang baru, tapi sebenarnya aku sering merindukan belaian keintiman khas Yanto mengingat dasar hubungan seks kami yang istimewa.

Walaupun dia selalu menjawab komunikasi dariku, tapi dia tidak pernah lagi memintaku untuk melayaninya seperti yang dulu dia lakukan kalau dia sedang membutuhkan seks. Padahal tinggal dia minta, aku pasti pergi ke kotanya dengan cara apapun hanya untuk melayani kebutuhannya. Tapi kalau kebetulan aku tahu dia sedang ada di kotaku, Yanto tidak pernah menolak kunjunganku ke hotelnya untuk melepas rindu akan siraman air maninya.

TAMAT.

Itil Service
News Online Itil